Anda di halaman 1dari 52

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 29%

Date: Wednesday, February 09, 2022


Statistics: 4412 words Plagiarized / 15082 Total words
Remarks: Medium Plagiarism Detected - Your Document needs Selective Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tampil cantik dan menarik
merupakan kebutuhan yang selalu ada dalam setiap manusia. Hampir semua
perempuan selalu berkeinginan untuk memiliki penampilan yang sempurna. Bukan
hanya dalam berpakaian, namun juga kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah
menjadi prioritas utama dalam berpenampilan. Cantik merupakan hal yang sangat
penting karena dapat membuat wanita menjadi percaya diri. Kebutuhan wanita untuk
melakukan perawatan wajah dan tubuh agar menjadi cantik telah memberikan banyak
dampak positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan industri kosmetik di
Indonesia, khususnya dalam hal produk kecantikan atau skin care, serta semakin
banyaknya klinik kecantikan. Indonesia merupakan salah satu negara dengan
pertumbuhan industri kosmetik yang cukup pesat.

Data pertumbuhan pasar industri produk kecantikan mengalami peningkatan penjualan


rata-rata sebesar 126,5% per tahun dalam 5 tahun terakhir (2011 – 2016). Prosentase ini
diperkirakan akan terus mengalami peningkatan (Kementerian Perdagangan Republik
Indonesia, 2017). Fenomena tersebut mendukung munculnya banyak klinik-klinik
kecantikan yang menawarkan produk dan jasanya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan perawatan kecantikan.

Klinik kecantikan tersebut 2 tidak hanya menawarkan jasa perawatan yang dapat
dinikmati oleh konsumen saat berada di klinik saja, akan tetapi juga menawarkan
produk-produk kecantikan yang dapat digunakan secara rutin oleh konsumen. Produk
kecantikan atau skin care biasanya berupa obat-obatan yang dikemas dalam berbagai
macam bentuk kosmetik seperti krim dalam pot, sabun serta toner dalam botol, dan
sebagainya. Banyak sekali klinik serta produk kecantikan yang ada di Jawa Timur baik
yang baru maupun yang telah lama berdiri.
Beberapa contoh klinik kecantikan yang menjual produk dengan mereknya sendiri dan
telah lama berdiri adalah Natasha, Naavagreen, Larissa, dan Erha Clinic. Semua memiliki
keunikan dan kelebihannya masing-masing. Emskin Beauty and Wellnes didirikan pada
tahun 2019 di Kota Batu dan merupakan klinik kecantikan yang menitikberatkan pada
perawatan kulit wajah dan tubuh serta telah meluncurkan produk kecantikan dengan
mereknya sendiri yakni Emskin. Produk Emskin tersedia dalam berbagai macam bentuk
serta fungsinya dan dikategorikan menjadi tiga yakni face care, hair care, dan body care
product.

Sejak berdiri, jumlah pelanggan serta penjualan produk Emskin naik secara signifikan
setiap bulannya, namun pada awal tahun 2020 sebagai dampak dari pandemi COVID-19,
penjualan produk Emskin mengalami penurunan. Kondisi ini juga menyebabkan sistem
penjualan dan konsultasi mengenai produk Emskin secara tatap muka dirubah menjadi
daring. 3 Grafik 1.1. Penjualan Produk Emskin Tahun 2019-2021 Grafik 1.1. menunjukkan
adanya peningkatan jumlah pelanggan yang melakukan pembelian produk pada tahun
pertama yakni tahun 2019.

Pada awal Emskin berdiri jumlah pelanggan yang melakukan pembelian produk adalah
sebanyak 68 orang dalam waktu satu bulan, dan pada bulan-bulan berikutnya terjadi
peningkatan jumlah pelanggan yang cukup signifikan hingga pada bulan April 2020
mengalami penurunan sebagai dampak dari adanya pandemi COVID-19. Pada bulan
Oktober 2020 jumlah pelanggan meningkat cukup banyak karena sistem penjualan
Emskin diperluas dengan cara daring. Emskin membentuk tim marketing online
sehingga promosi banyak dilakukan dengan memanfaatkan website, media sosial dan e-
commerce.

Pelanggan yang membeli produk Emskin tidak hanya pelanggan yang baru atau
pertama kali membeli, namun juga pelanggan lama yang melakukan pembelian ulang
produk Emskin. 68 70 116 168 247 236 289 281 306 399 267 174 201 96 92 86 368 403
388 476 634 622 601 673 502 376 529 0 100 200 300 400 500 600 700 800 Jun-19 Jul-19
Agust-19 Sep-19 Okt-19 Nov-19 Des-19 Jan-20 Feb-20 Mar-20 Apr-20 Mei-20 Jun-20
Jul-20 Agust-20 Sep-20 Okt-20 Nov-20 Des-20 Jan-21 Feb-21 Mar-21 Apr-21 Mei 21
Jun-21 Jul-21 Agust 21 4 Menurut Hawkins, et al.

(2007), keputusan pembelian ulang sebagai suatu kegiatan membeli kembali yang
dilakukan oleh konsumen terhadap suatu produk dengan merek yang sama tanpa diikut
oleh perasaan yang berarti terhadap produk tersebut. Sedangkan perilaku pembelian
konsumen itu sendiri dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal di
antaranya terdiri atas budaya, sub-budaya, demografi, pengaruh sosial (status sosial,
kelompok acuan, keluarga, teman, dan lain-lain), sedangkan faktor internal meliputi
persepsi, pembelajaran, emosi, alasan, kepribadian, dan perilaku serta marketing activity
(Hawkins et al., 2007). Sebagai upaya dalam menghadapai persaingan yang ketat dalam
penjualan produk, perusahaan harus dapat memahami karakteristik konsumen dari
produknya agar strategi pemasaran produk dapat disusun dengan baik.

Upaya pemasaran produk khususnya dalam penelitian ini yaitu brand image, dan
karakteristik konsumen antara lain vanity seeking dan kelompok acuan. Produk
kecantikan Emskin merupakan produk baru yang diluncurkan pada akhir 2019, dan saat
ini masih terus mengembangkan dan memperbaiki brand image dari berbagai aspek
baik dari segi kualitas produk, manfaat produk, serta pengemasannya dengan harapan
dapat meningkatkan penjualan baik oleh pelanggan yang baru maupun pelanggan lama
yang melakukan pembelian ulang.

Produk kecantikan merek Emskin telah cukup banyak dikenal di Kota Batu, hal ini
ditunjukkan oleh jumlah masyarakat di Kota Batu yang membeli 5 produk Emskin adalah
sebanyak 368 orang (Bagian Administrasi Emskin, 2021). Dari keseluruhan jumlah
tersebut kalangan terbanyak adalah usia remaja (14 – 17 tahun) dan usia dewasa (24 –
45 tahun). Pelanggan yang berusia remaja kebanyakan memiliki masalah wajah berupa
jerawat dan warna kulit tidak merata, sedangkan dari kalangan usia dewasa
permasalahan umumnya adalah kulit wajah kusam dan flek.

Sejak awal berdiri, strategi pemasaran produk Emskin memanfaatkan karakteristik


pelanggan yakni vanity seeking dan kelompok acuan. Produk Emskin diharapkan
mampu untuk memenuhi vanity seeking para pelanggan di Kota Batu, karena di Kota
Batu sendiri belum banyak brand produk kecantikan serupa. Promosi produk kecantikan
Emskin juga memanfaatkan strategi kelompok acuan, dengan harapan kelompok acuan
dapat mempengaruhi pelanggan baru untuk membeli produk dan pelanggan lama
untuk melakukan pembelian ulang.

Sebagai contoh, Emskin banyak bekerja sama dengan kelompok komunitas tertentu
seperti instruktur senam, ketua kelompok PKK, kepala dinas, dan lain-lain. Kotler dan
Keller (2016) menyatakan brand image adalah persepsi konsumen tentang suatu merek
sebagai refleksi dari asosiasi yang ada pada pikiran konsumen. Dengan kata lain citra
merek merupakan penilaian konsumen terhadap merek dalam sebuah pasar. Penciptaan
nilai tersebut tercipta berdasarkan pengalaman pribadi maupun mendengar reputasinya
dari orang lain atau media. Oleh karena itu, citra merek merupakan faktor penentu
penting dari perilaku pembeli (Burmann et al., 2008).

Konsumen bersedia 6 untuk melakukan pembelian ulang bahkan membayar harga


premium untuk suatu merek yang telah diyakininya telah memiliki value yang cukup
baik dari segi mutu maupun manfaatnya. Karakteristik konsumen dari pengguna produk
yang akan diteliti adalah vanity seeking. Vanity seeking adalah salah satu karakteristik
konsumen yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Menurut
Durvasula, Lysonski, dan Watson (dalam Ahmed, Faroq, Zakaria, Iqbal & Ali, 2014), vanity
adalah peningkatan diri pada manusia yang dipengaruhi oleh masyarakat dan juga
diturunkan oleh masyarakat.

Dewasa ini orang-orang cenderung berusaha membuktikan diri pada orang lain dengan
berbagai cara antara lain dari segi fisik dan prestasi. Dalam hal ini, hampir semua
pemasar produk kecantikan mempromosikan produk dengan klaim dapat meningkatkan
penampilan fisiknya menjadi sehat dan cantik. Selain dari upaya pemasaran perusahaan
dan karakteristik konsumen, perilaku konsumen merupakan aspek penting dalam
keputusan pembelian. Perilaku konsumen yang dimaksud adalah kelompok acuan.

Kelompok acuan dapat mempengaruhi minat beli ulang secara langsung melalui
persepsi kualitas produk, serta kelompok acuan sebagai sarana penyampaian informasi
dan mampu membujuk konsumen. Beberapa peneliti terdahulu telah melakukan studi
yang menganalisis pengaruh baik brand image, vanity seeking dan kelompok acuan
terhadap keputusan pembelian ulang suatu produk, dari beberapa penelitian tersebut 7
ada beberapa yang sesuai dengan teori, namun terdapat pula yang hasilnya tidak sesuai
dengan teori yang telah dipaparkan di paragraf sebelumnya sehingga menjadi gap
research dan penelitian ini.

Penelitian yang hasilnya mendukung teori bahwa brand image berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian ulang di antaranya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Wijaya dan Astuti (2018) serta Pramananda dan Sukaatmadja (2018),
sedangkan yang menunjukkan hasil bahwa brand image tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian ulang adalah penelitian yang dilakukan oleh
Rivano (2021) dan Leu Tanto (2017). Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
pengaruh vanity seeking terhadap keputusan pembelian ulang di antaranya adalah
Oktavia (2016) yang menyatakan bahwa vanity seeking berpengaruh secara signifikan
terhadap keputusan pembelian ulang, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Amelia
(2020) memberikan hasil sebaliknya.

Teori bahwa kelompok acuan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan


pembelian ulang dibuktikan oleh penelitian Atmaja dan Puspitawati (2019) serta
Djavarova dan Rusthwoth (2017), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Huzangi
dan Astuti (2020) memberikan hasil sebaliknya yakni kelompok acuan tidak berpengaruh
terhadap keputusan pembelian ulang. Berdasarkan penjelasan pada paragraf di atas,
peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh keterkaitan faktor-faktor tersebut dan
mengajukan judul “P Brand Image, Vanity Seeking, dan Kelompok Acuan terhadap 8
Keputusan Pembelian Ulang Produk KecantiAdapun p penelitian ini dibatasi pada
produk kecantikan merek EMSKIN di Kota Batu. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut : 1.

Bagaimana pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian ulang produk


kecantikan Emskin di Kota Batu? 2. Bagaimana pengaruh vanity seeking terhadap
keputusan pembelian ulang produk kecantikan Emskin di Kota Batu? 3. Bagaimana
pengaruh kelompok acuan terhadap keputusan pembelian ulang produk kecantikan
Emskin di Kota Batu? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk
mengetahui pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian ulang produk
kecantikan Emskin di Kota Batu. 2. Untuk mengetahui pengaruh vanity seeking terhadap
keputusan pembelian ulang produk kecantikan Emskin di Kota Batu. 3.

Untuk mengetahui pengaruh kelompok acuan terhadap keputusan pembelian ulang


produk kecantikan Emskin di Kota Batu. 1.4 Batasan Masalah Agar penelitian ini dapat
membahas lebih tuntas dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, perlu adanya
pembatasan masalah. Berdasarkan 9 rumusan masalah yang ada, penelitian ini lebih
memfokuskan pada pengaruh brand image, vanity seeking, dan kelompok acuan
terhadap keputusan pembelian ulang produk kecantikan.

Sedangkan objek dalam penelitian ini dibatasi pada pelanggan produk kecantikan
Emskin di Kota Batu, yang melakukan pembelian langsung secara tatap muka dalam
kurun waktu 6 bulan terakhir yakni Maret 2021 sampai dengan Agustus 2021. 1.5
Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat teoritis a. Hasil pada penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran untuk pembaharuan strategi marketing bagi
perusahaan yang menjual produk kecantikan yang terus berkembang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. b. Hasil pada penelitian ini dapat digunakan sebagai pijakan dan
referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan strategi
marketing terutama untuk produk kecantikan. 1.5.2 Manfaat praktis a.

Bagi Peneliti 1) Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti
mengenai brand image, vanity seeking, kelompok acuan, dan keputusan pembelian
ulang 2) Sebagai implementasi atas teori yang telah didapat pada perkuliahan dan
menambah wawasan akan dunia bisnis. 10 b. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat
memberikan gambaran mengenai pengaruh brand image, vanity seeking, dan kelompok
acuan terhadap keputusan pembelian ulang produk kecantikan, sehingga dapat menjadi
masukan bagi pengelola klinik kecantikan Emskin untuk mengetahui faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi keputusan pelanggannya dalam melakukan pembelian ulang
produk Emskin. 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1

Brand Image Brand image atau citra merek adalah persepsi konsumen terhadap merek
suatu produk yang dibentuk dari informasi yang didapatkan konsumen melalui
pengalaman menggunakan produk tersebut. Menurut Keller (2016), brand image adalah
tanggapan konsumen akan suatu merek yang didasarkan atas baik dan buruknya merek
yang diingat konsumen. Citra merek merupakan keyakinan yang terbentuk dalam benak
konsumen tentang obyek produk yang telah dirasakanya. Citra merek mampu
membentuk persepsi positif dan kepercayaan konsumen terhadap produk atau jasa
yang akan memperkuat loyalitas merek.

Loyalitas merek dapat membentuk image yang baik, tepat dan sesuai dengan selera
konsumen terhadap produk dan jasa yang dihasilkannya. Image atau citra adalah suatu
gambaran, penyerupaan kesan utama atau garis besar, bahkan bayangan yang dimiliki
oleh seseorang tentang sesuatu, oleh karena itu citra atau image dapat dipertahankan.
Menurut Kotler dan Keller (2016:315), brand image adalah persepsi dan keyakinan yang
dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori
konsumen.

Suatu brand image yang kuat dapat memberikan keunggulan utama bagi perusahaan
salah satunya 12 dapat menciptakan keunggulan bersaing. Brand image merupakan
persepsi konsumen terhadap merek suatu produk yang dibentuk dari informasi yang
didapatkan konsumen melalui pengalaman menggunakan produk tersebut. Berdasarkan
pengertian tersebut menunjukkan bahwa suatu merek akan kuat apabila didasarkan
pada pengalaman dan mendapat informasi yang banyak.

Merek merupakan suatu simbol yang kompleks yang dapat menyampaikan enam
tingkat pengertian, antara lain (Kotler dan Keller (2016: 316): a. Atribut (attributes), suatu
merek mendatangkan atribut tertentu ke dalam pikiran konsumen. b. Manfaat (benefits),
atribut yang ada harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional. c.
Nilai (values), merek juga menyatakan tentang nilai pembuat atau produsen. d. Budaya
(culture), merek dapat mempresentasikan budaya. e. Kepribadian (personality), merek
dapat menjadi proyeksi dan pribadi tertentu. f. Pengguna (user), merek dapat
mengesankan tipe konsumen tertentu.

Sedangkan menurut Setiadi (2013:109), brand image adalah representasi dari


keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman
masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang
berupa keyakinan dan preferensi 13 terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki
citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan
pembelian. Menurut Kotler dan Amstrong (2012:216) brand image yang efektif dapat
mencerminkan tiga hal, yaitu: a. Membangun karakter produk dan memberikan value
proposition. b. Menyampaikan karakter produk secara unik sehingga berbeda dengan
para pesaingnya. c.

Memberi kekuatan emosional dari kekuatan rasional. Citra merek atau brand image
merupakan kesan positif atas merek produk yang ditanamkan perusahaan ke benak
konsumen. Konsumen mengukur merek dengan pertimbangan dalam memlilih atau
menilai citra merek suatu produk dengan kesan yang positif di bidangnya, seperti
reputasi produk dan keunggulan produk serta mudah dikenali. Menurut Kotler dan
Keller (2016:189) bahwa aspek-aspek yang diukur dari citra merek terdiri dari: a.

Kekuatan (strengthness): Kekuatan produk merupakan keunggulan yang dimiliki suatu


merek produk yang bersifat fisik yang tidak ditemukan pada merek produk lain. b.
Keunikan (uniqueness): Keunikan suatu produk yaitu tingkat pembeda produk dari
pesaingnya, kesan ini didapat konsumen atas atribut yang dimiliki suatu produk yang
tidak dimiliki produk lainnya. 14 c. Keunggulan (favorable): Keunggulan suatu merek
merupakan kemudahan suatu merek produk yang mudah diucapkan oleh konsumen,
mudah diingat dan produk menjadi favorit konsumen.

Menurut Aaker dan Biel dalam (Keller, 2016 :239) indikator yang digunakan untuk
mengukur brand image adalah sebagai berikut: a. Citra pembuat (corporate image), citra
pembuat merupakan perkumpulan asosiasi yang telah dipersepsikan konsumen
terhadap suatu produk/jasa yang meliputi popularitas, kredibilitas dan jaringan yang
dimilki perusahaan / produsen produk. b. Citra pemakai (user image), adalah
sekelompok asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai produk/ jasa,
meliputi pemakai itu sendiri, gaya hidup, atau kepribadian, serta status sosial. c.

Citra produk (product image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen
terhadap suatu produk, yang meliputi atribut produk tersebut, manfaat bagi konsumen,
penggunaannya, serta jaminan. Berdasarkan indikator brand image menurut Keller,
(2016:239), di atas, maka dalam penelitian ini brand image dijabarkan dalam beberapa
item atribut oleh peneliti sebagai berikut: a. Merek produk kecantikan mudah diingat
dan diucapkan b. Produk kecantikan memberikan kredibilitas tinggi bagi para
pengguna. c. Orang-orang yang dikagumi menggunakan produk kecantikan. 15 d.
Produk kecantikan memiliki kemasan yang baik dan menarik e.

Produk kecantikan memberikan manfaat sesuai dengan klaim yang diberikan. 2.1.2
Vanity Seeking Vanity seeking merupakan salah satu bentuk karakteristik perilaku
konsumen. Sedangkan perilaku konsumen itu sendiri merupakan studi tentang
bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, mengamankan, menggunakan
dan mengatur barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan needs dan wants
mereka (Hawkins et al., 2013). Fokus utama dalam perilaku konsumen adalah tentang
cara individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki yaitu
waktu, uang dan usaha yang dilakukan untuk mendapatkan barang dan jasa yang
diinginkan (Schiffman dan Kanuk, 2010).

Istilah vanity banyak digunakan dalam berbagai konteks atau keadaan. Untuk
mendefinisikan mengenai vanity diperoleh dari literatur seperti sosiologi, psikologi,
filosofi, dan tingkah laku konsumen. Vanity adalah suatu kepribadian yang dihubungkan
dengan kepedulian seseorang yang berlebihan terhadap penampilan fisik dan
prestasinnya. Ada empat indicator komponen sifat nyata yang dimiliki vanity
(Netemeyer et al.,1995), yaitu: a. Kepedulian terhadap penampilan fisik. b. Pandangan
positif terhadap penampilan fisik. c. Kepedulian terhadap pemenuhan/prestasi. 16 d.
Pandangan positif terhadap pemenuhan/prestasi.

Dalam kehidupan sehari-hari, biasanya semakin banyak orang yang tidak puas dengan
kondisi fisik mereka khususnya penampilan, dan biasannya penampilan ini berhubungan
erat dengan citra diri seseorang. Dari cara seseorang berpenampilan dapat dilihat status
ataupun selera dari orang dan juga untuk menunjukkan prastise sosial. Fisik (physical)
and prestasi (achievement) vanity sangat penting dari prespektif konsumen dalam
praktisi pemasaran. Banyak produk yang di iklankan atas dasar klaim untuk
meningkatkan penampilan dan atau manfaat konsumen yang dianggap menarik secara
fisik.

Durvasula (2010) achievement vanity dapat dengan mudah dilihat saat konsumen
mengkonsumsi produk, dengan mengkonsumsi produk menujukkan status dan
keberhasilan atau dengan kata lain konsumsi yang mencolok. Melalui kepemilikan
produk, konsumen dapat menampilkan bagaimana prestasi dari keberhasilan pribadi
mereka 2.1.3 Kelompok Acuan Sumarwan (2011) sebuah kelompok merupakan
kumpulan dari dua atau lebih orang-orang yang saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan yang sama, tujuan tersebut bisa merupakan tujuan individu atau tujuan bersama.

Di dalam perspektif pemasaran, setiap kelompok dimana konsumen menjadi


anggotanya akan mempengaruhi perilaku pembelian dari konsumen tersebut.
Kelompok acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang 17 yang secara nyata
mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan digunakan oleh seseorang sebagai
dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respon afektif,
kognitif, dan perilaku kelompok acuan akan memberikan standar dan nilai yang akan
mempengaruhi perilaku seseorang. Dalam perspektif pemasaran, kelompok acuan
adalah kelompok yang berfungsi sebagai referensi bagi seseorang dalam keputusan
pembelian dan konsumsi. Kelompok mempengaruhi proses pembelian dalam dua cara.

Pertama, kelompok mempengaruhi pembelian yang dibuat oleh seorang konsumen.


Kedua, anggota-anggota kelompok sering kali membuat keputusan bersama-sama
sebagai sebuah kelompok. Kelompok acuan bisa merupakan sesuatu yang nyata atau
yang bersifat tidak nyata dan bersifat simbolik. Kelompok acuan bagi seseorang berasal
dari kelas sosial yang sama atau berbeda dari budaya yang sama atau berbeda, bahkan
dari sub- budaya yang berbeda atau sama. Kelompok acuan merupakan aspek penting
dalam studi perilaku konsumen.

Penelitian yang ekstensif telah menunjukkan bahwa individu sering membuat pilihan
konsumsi yang dipengaruhi oleh berbagai kelompok acuan mereka (Escalas dan
Bettman, 2005). Kelompok acuan juga dapat mempengaruhi bagaimana individu
terhadap produk atau merek tertentu (Ramanathan dan McGill, 2007) dan bahkan dapat
mempengaruhi pilihan konsumsi terhadap merek (Tanner et al., 2008). 18 Schiffman dan
Kanuk (2007) menjabarkan beberapa indikator kelompok acuan, yakni : 1. Informasi dan
Pengalaman Orang yang mempunyai pengalaman langsung dengan suatu produk atau
jasa dapat mempengaruhi penilaiannya terhadap suatu produk.

Jika seseorang dapat memperoleh informasi dengan mudah atau sudah mempunyai
pengalaman langsung dengan suatu produk, maka penilaian orang tersebut akan susah
dipengaruhi oleh pendapat orang lain. Dan sebaliknya, jika seseorang sedikit
mendapatkan informasi atau tidak mempunyai pengalaman langsung dengan suatu
produk, maka besar kemungkinan bahwa penilaian terhadap produk akan mudah
dipengaruhi orang lain. 2. Kredibilitas Jika konsumen ingin sekali memperoleh informasi
yang tepat mengenai kinerja atau kualitas produk dan jasa, mereka mungkin akan
terbujuk oleh orang-orang yang mereka anggap dapat dipercaya dan berpengetahuan.

Jadi mereka lebih mungkin terbujuk oleh sumber- sumber yang mempunyai kredibilitas
tinggi. 3. Sifat Menonjol Produk Pengaruh potensial yang dimiliki oleh suatu kelompok
acuan terhadap keputusan untuk membeli berbeda menurut seberapa menonjolnya
produk tersebut secara visual atau verbal terhadap lain- lainnya. Produk yang menonjol
secara visual adalah produk yang 19 mencolok dan menarik perhtian (seperti barang
mewah dan produk baru) produk yang menonjol secara verbal mungkin sangat menarik,
atau mungkin dapat digambarkan dengan mudah. 2.1.4

Keputusan Pembelian Ulang a. Pengertian Keputusan Pembelian Ulang Menurut


Hawkins et al. (2013) keputusan pembelian ulang sebagai suatu kegiatan membeli
kembali yang dilakukan oleh konsumen terhadap suatu produk dengan merek yang
sama tanpa diikuti oleh perasaan yang berarti terhadap produk tersebut. Terdapat dua
kemungkinan yang dapat menyebabkan seseorang melakukan pembelian ulang suatu
produk. Pertama, konsumen merasa puas dengan pembelian yang mereka lakukan.
Kedua, pelanggan merasa tidak puas, tetapi mereka tetap melakukan pembelian ulang.

Untuk kemungkinan kedua ini biasanya disebabkan mereka menganggap biaya yang
harus mereka keluarkan untuk mencari, mengevaluasi, dan mengadopsi produk dengan
merek lain (switching cost) terlalu tinggi. Menurut Cronin dan Morris (1989) dan Taylor
(1992) dalam Huang et al. (2014) keputusan pembelian ulang mengacu pada komitmen
psikologis terhadap produk atau jasa yang timbul setelah menggunakan mereka,
sehingga timbul gagasan untuk konsumsi lagi. Jones dan Sasser (1995) dalam Huang et
al. (2014) menemukan bahwa keputusan pembelian ulang sangat penting untuk
keuntungan dan evaluasi toko. 20 Seiders et al. (2005) dalam Huang et al.

(2014) menunjukkan niat pembelian ulang mengacu pada sejauh mana konsumen
bersedia untuk membeli produk atau jasa lagi, secara sederhana, obyektif, dan perilaku
pembelian yang diharapkan dapat diamati. Collier dan Bienstock (2006) dalam Huang et
al. (2014) juga menunjukkan bahwa keputusan pembelian ulang tidak hanya
kemungkinan kecenderungan membeli produk, tetapi juga dapat mencakup keputusan
untuk merekomendasikan hal ini kepada kerabat dan teman-teman. b. Indikator
Keputusan Pembelian Ulang Ferdinand (2006), dalam Purba (2015) keputusan pembelian
ulang bisa diidentifikasi oleh beberapa indikator, yaitu: 1) Minat referensial, merupakan
minat seorang konsumen untuk mereferensikan sebuah produk berdasarkan
pengalaman yang dimilikinya kepada konsumen lain agar konsumen tersebut ikut
membeli. 2) Minat Exploratif, yaitu minat seorang konsumen mencari segala informasi
yang berhubungan dengan produk yang diinginkannya.

3) Minat Preferensial, yaitu minat menggambarkan perilaku seorang konsumen yang


menjadikan produk tersebut sebagai preferensi utama dibandingkan dengan
produk-produk lain dipasaran. c. Proses Keputusan Pembelian Ulang Kotler dan
Armstrong (2008: 227) mengemukakan bahwa keputusan pembelian adalah tahap
proses keputusan di mana konsumen 21 secara aktual melakukan pembelian produk.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 224) proses pengambilan keputusan pembelian
terdiri dari lima tahap, yakni pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,
pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.

Dengan demikian keputusan pembelian dapat menjadi ukuran tercapai atau tidaknya
tujuan suatu perusahaan. 1) Pengenalan kebutuhan (need recognition) Pengenalan
kebutuhan merupakan tahap pertama proses keputusan pembelian dimana konsumen
mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara
keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan.

Kebutuhan itu dapat dipicu oleh stimulan internal ketika salah satu kebutuhan normal
seperti lapar, haus, dan seks naik ke tingkat yang cukup tinggi sehingga menjadi
pendorong. Selain itu pula kebutuhan juga dipicu oleh rangsangan eksternal. 2)
Pencarian Informasi Pencarian informasi merupakan tahap proses pengambilan
keputusan pembeli dimana konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan,
konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari
informasi secara aktif. Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber.

Sumber itu meliputi: a) Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan kerja) 22 b)
Sumber komersial (iklan, penjualan, pengecer, bungkus, situs web, dll) c) Sumber publik
(media masa, organisasi pemberi peringkat) d) Sumber berdasarkan pengalaman
(memegang, meneliti, menggunakan produk). 3) Pengevaluasian Alternatif
Pengevaluasian alternatif merupakan tahap proses keputusan pembeli dimana
konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di
dalam serangkaian pilihan. Cara konsumen memulai usaha mengevaluasi alternatif
pembelian tergantung pada konsumen individual dan situasi pembelian tertentu. Dalam
beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pikiran yang logis.

Dalam waktu yang lain, konsumen bersangkutan mengerjakan sedikit atau tidak
mengerjakan evaluasi sama sekali; melainkan mereka membeli secara impulsif atau
bergantung pada intuisi. 4) Menentukan Pembelian Menentukan pembelian merupakan
tahap proses keputusan di mana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk.
Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling
disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul di antara kecenderungan pembelian dan
keputusan pembelian.

Faktor pertama adalah sikap orang lain, karena konsumen 23 mungkin membentuk
kecenderungan pembelian berdasar pada pendapat yang diharapkan. Faktor kedua
adalah faktor situasi yang tak terduga, karena keadaan tak terduga dapat mengubah
kecenderungan pembelian. Dalam keputusan membeli konsumen seringkali ada lebih
dari dua pihak yang terlibat dalam proses pembelian. Umumnya ada lima peran yang
dapat dilakukan seorang konsumen. Menurut Kotler (2012: 159) kelima peranan tersebut
meliputi : a) Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya
keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli
suatu barang atau jasa tertentu.

b) Pemberi Pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan, nasihat atau


pendapatannya mempengaruhi keputusan pembelian. c) Pengambilan Keputusan
(decider), yaitu orang yang mengambil keputusan pembelian. d) Pembeli (buyer), yaitu
orang yang melakukan pembelian. e) Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi
atau menggunakan barang atau jasa yang dibeli. 5) Perilaku Setelah Pembelian Perilaku
setelah pembelian merupakan tahap proses keputusan pembeli konsumen melakukan
tindakan lebih lanjut 24 setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau
ketidakpuasan mereka.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 228) yang menentukan puas atau tidak pusanya
pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan kinerja produk yang
dirasakan. Jika produk jauh di bawah harapan konsumen, maka konsumen kecewa; jika
produk memenuhi harapannya, konsumen terpuaskan; jika melebihi harapannya, maka
konsumen akan sangat senang. 2.2 Penelitian yang Relevan Untuk mendukung
penelitian ini, penulis telah melakukan penelusuran dan kajian terhadap beberapa
penelitian terdahulu, berikut ini beberapa penelitian yang relevan : 1.

Brand Image terhadap Keputusan Pembelian Ulang Penelitian ini memberikan hasil
bahwa brand image berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk air mineral
Amidis. 2. Rivano, dkk (2021) melakukan penelitian tentang pengaruh kualitas produk
dan brand image terhadap keputusan pembelian ulang dengan kepuasan konsumen
sebagai variabel intervening pada produk cat tembok merek Jotun, memberikan hasil
bahwa brand image tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian ulang. 3.

Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Astuti (2018) yang berjudul Brand Trust dan
Brand Image terhadap Keputusan Pembelian 25 Ulang pada Online Shopping tersebut
adalah bahwa brand image berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian
ulang pada online shopping. 4. Paramananda dan Sukaatmadja (2018) melakukan
penelitian tentang n Brand Image terhadap Kepuasan Pembeli baik persepsi harga
maupun brand image berpengaruh secara signifkan terhadap kepuasan pembeli dan
keputusan pembelian ulang. 5.

Tanto, Leu (2017) melakukan penelitian tentang pengaruh brand image, brand trust, dan
brand equity terhadap keputusan pembelian ulang produk Yakult di Kota Depok,
memberikan hasil bahwa brand image tidak berpengaruh secara siginfikan terhadap
keputusan pembelian ulang. 6. Brand Image, Vanity Seeking, Materialism dan Kelompok
Acuan terhadap Minat Beli Ulang Jasa Klinik K brand image, vanity seeking dan
materialism berpengaruh secara signfikan terhadap minat beli ulang jasa klinik
kecantikan. 7. Penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2020) dengan judul Pengaruh
Vanity Seeking, Purchasing Experience, dan Celebrity Endorser pada Keputusan
Pembelian Ulang dengan Sikap terhadap Laneige sebagai Variabel Mediasi, yang
memberikan hasil bahwa vanity seeking tidak berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian ulang dengan sikap terhadap Laneige sebagai variabel mediasi. 26 8.

Huzangi dan Astuti (2020) melakukan penelitian tentang pengaruh word of mouth ,
kelompok acuan, dan life style terhadap keputusan pembelian ulang burung perkutut di
Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, memberikan hasil bahwa kelompok acuan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian ulang. 9. Atmaja dan
Puspitawati (2019) melakukan penelitian dengan judul Strength of Reference Groups to
Moderate Online Repurchase Intention on Generation X acuan/ reference groups dapat
memperkuat pengaruh / hubungan antara kualitas pelayanan e-commerce dan minat
beli ulang. Namun kelompok acuan tidak dapat memperkuat hubungan antara
kepuasan pelanggan dengan minat beli ulang. 10.

Djavarova dan Rusthworth (2017) dalam penelitiannya ten Exploring the credibility of
online celebrities Instagram profiles in influencing the repurchase decisions of young
female users kesimpulan bahwa Selebriti Instagram (Selebgram) memberikan pengaruh
terhadap keputusan pembelian pada wanita muda pengguna instagram. Dewasa ini,
selebgram juga termasuk dalam kelompok acuan karena dilihat dari definisi kelompok
acuan itu sendiri adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata
mempengaruhi perilaku seseorang.

27 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual
Penelitian Secara garis besar, ilmu merupakan kumpulan teori, dan teori tersebut
terbentuk dari beberapa kumpulan konsep yang merupakan abstraksi dari banyak
fenomena dengan tingkat pengurangan tertentu atas suatu kenyataan. Dalam suatu
penelitian, pemahaman terhadap sebuah konsep sangat berpengaruh bagi peneliti agar
hasil penelitian yang dihasilkan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Suharsaputra (2018) menyatakan bahwa konsep merupakan konstruksi teoritis yang


dimaksudkan untuk mengorganisasi realitas dan bukan sesuatu yang punya gambaran
visual. Sedangkan kerangka konsep adalah model konstruksi bagaimana teori
berhubungan dengan beberapa elemen penelitian. Kerangka konsep sangat diperlukan
untuk menjelaskan hubungan antara variabel penelitian. Untuk memperoleh gambaran
secara utuh tentang kerangka konsep penelitian ini disajikan dalam gambar 3.1 berikut
ini: Gambar 3.1

Kerangka Konsep Penelitian Brand Image Vanity Seeking Kelompok Acuan Keputusan
Pembelian Ulang H2 H1 H3 28 Dari gambar di atas dapat diketahui secara garis besar
hubungan sebagai berikut: 1. Hubungan pengaruh pertama (H1) antara variabel bebas
brand image (X1) terhadap variabel terikat keputusan pembelian ulang (Y). 2. Hubungan
pengaruh kedua (H2) antara variabel bebas vanity seeking (X2) terhadap variabel terikat
keputusan pembelian ulang (Y). 3.

Hubungan pengaruh ketiga (H3) antara variabel bebas kelompok acuan (X3) terhadap
variabel terikat keputusan pembelian ulang (Y). 3.1.1 Pengaruh Brand Image terhadap
Keputusan Pembelian Ulang Koubaa (2008), brand image adalah persepsi emosional
konsumen yang melampirkan merek tertentu. Hal ini terdiri dari keyakinan merek
fungsional dan simbolik. Dengan kata lain, citra merek adalah gambaran mental secara
keseluruhan bahwa konsumen memiliki merek, dan keunikannya dibandingkan dengan
merek lain (Faircloth et al., 2001).

Oleh karena itu, citra merek merupakan faktor penentu penting dari perilaku pembeli
(Burmann et al., 2008). Konsumen bersedia membayar harga premium untuk suatu
brand jika konsumen mempunyai persepsi yang cukup konsisten bahwa brand tersebut
mempunyai nilai tambah dan citra produk yang tinggi atau baik. Singkatnya, jika suatu
produk memiliki brand image yang baik, maka keputusan pembelian ulang oleh
konsumen juga semakin tinggi.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Paramananda dan
Sukaatmadja (2018) yakni brand image berpengaruh secara signifkan terhadap
kepuasan pembeli dan keputusan pembelian ulang. 29 3.1.2 Pengaruh Vanity Seeking
terhadap Keputusan Pembelian Ulang Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang
tidak puas dengan kondisi fisiknya terutama pada penampilan. Penampilan yang cantik
dan menarik merupakan tujuan dari kaum wanita. Vanity adalah suatu kepribadian yang
dihubungkan dengan kepedulian seseorang yang berlebihan terhadap penampilan fisik
dan prestasinnya (Netemeyer et al.,1995). Produk-produk kecantikan hadir untuk
menjawab kebutuhan perempuan akan cantik dan menarik.

Seseorang yang menggunakan produk kecantikan yang terkenal, dapat memberikan


kepuasan kepada pelanggan sebagai bagian dari perilaku ingin menampilkan
penampilan yang menarik dan cantik. Dengan demikian apabila suatu produk dinilai
dapat memenuhi vanity seeking dari konsumen, maka konsumen tersebut akan
memutuskan untuk melakukan pembelian ulang produk tersebut. 3.1.3 Pengaruh
Kelompok Acuan terhadap Keputusan Pembelian Ulang Sebuah kelompok merupakan
kumpulan dari dua atau lebih orang- orang yang saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan yang sama, tujuan tersebut bisa merupakan tujuan individu atau tujuan bersama.

Di dalam perspektif pemasaran, masing-masing kelompok di mana konsumen menjadi


anggotanya akan mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi dari konsumen
tersebut. Oleh karena itu, kelompok acuan dapat memberikan pengaruh dalam
keputusan konsumen untuk melakukan pembelian ulang suatu produk. 30 3.2 Kerangka
Berpikir Kerangka pemikiran adalah suatu diagram yang mendeskripsikan secara umum
alur logika jalannya sebuah penelitian.

Kerangka pemikiran dibuat dari pertanyaan dari penelitian (research question), dan
mewakili beberapa konsep serta hubungan di antara konsep-konsep tersebut (Polancik,
2009). Konsep mempunyai tingkatan yang berbeda-beda dalam hal kesulitan dan
kemudahannya untuk pengukurannya maka dari itu memerlukan upaya
mengempiriskan konsep- konsep tersebut agar dapat dilakukan pengukuran. Dengan
demikian agar sebuah konsep dapat diukur dengan tepat maka sangat dibutuhkan
pengetahuan tentang elemen-elemen yang dapat dijadikan sebuah petunjuk yang
disajikan dalam bentuk indikator terhadap suatu konsep.

Suharsaputra (2018) menjelaskan bahwa peneliti tidak meneliti konsep secara langsung
namun secara tidak langsung melalui pengumpulan-pengumpulan data dengan
beberapa indikator yang telah ditentukan sebelumnya melalui kajian teoritis. Maka dari
itu, indikator harus dapat benar-benar menggambarkan konsepnya. Berdasarkan
beberapa pembahasan di atas kerangka pemikiran dalam penelitian ini dirancang
sebagai berikut: 31 Gambar 3.2 Kerangka Berpikir Kajian Empiris: 1. Amron (2018) dalam
penelitian yang berjudul Pengaruh Brand Image, Brand Trust, Kualitas Produk dan Harga
terhadap Keputusan Pembelian Mobil MPV. 2.

Bob Foster (2016) dengan judul penlitian Pengaruh Brand Image terhadap Keputusan
Pembelian Produk Air Mineral Amidis. 3. Wijaya dan Astuti (2018) dalam penelitian yang
berjudul Pengaruh Brand Trust dan Brand Image terhadap Keputusan Pembelian Ulang
pada Online Shopping 4. Paramananda dan Sukaatmadja (2018) dengan penelitian yang
berjudul Pengaruh Persepsi Harga dan Brand Image terhadap Kepuasan Pembeli dan
Keputusan Pembelian Ulang 5.

Amelia dan Maridjo (2020) dengan peneliti berjudul Pengaruh Vanity Seeking, Purchase
Experience, dan Celebrity Endorser, Pada Minat Beli Ulang dengan Sikap Terhadap
Laneige Sebagai Variabel Mediasi 6. Liendah F. Oktavia (2016) dalam penelitian yang
berjudul Pengaruh Brand Image, Vanity Seeking, Materialism dan Kelompok Acuan
terhadap Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan 7. Boko (2018) yang melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Gaya Hidup dan Kelompok Acuan terhadap Minat Beli
Produk Sport Station. 8.

Atmaja dan Puspitawati (2019) dalam penelitian dengan judul Strength of Reference
Groups to Moderate Online Repurchase Intention on Generation X. 9. Djavarova dan
Rusthworth (2017) dalam penelitian dengan Exploring the credibility of online celebrities
Instagram profiles in influencing the purchase decisions of young female users. 10. Lim,
dkk., (2017) dalam penelitian dengan judul The Impact of Social Media Influencers on
Purchase Intention and the Mediation Effect of Customer Attitude. Kajian Teoritis: 1.
Brand Image (Kotler dan Keller) : a. Citra Pembuat b. Citra Pengguna c. Citra Produk 2.

Vanity Seeking (Netemeyer, et.al.) a. Kepedulian terhadap penampilan fisik. b.


Pandangan positif terhadap penampilan fisik. c. Kepedulian terhadap
pemenuhan/prestasi. d. Pandangan positif terhadap pemenuhan/prestasi. 3. Kelompok
Acuan (Schiffman dan Kanuk) a. Informasi dan pengalaman b. Krediblitas c. Sifat
menonjol produk 4. Keputusan Pembelian Ulang (Bolton) a. Minat Referensial b. Minat
Eksploratif c. Minat preferansial Tujuan Penelitian Hipotesis Uji Hipotesis Hasil dan
Pembahasan Kesimpulan 32 3.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap masalah yang diajukan dan jawaban itu masih akan di
uji kebenarannya.

Suharsaputra (2018) mengatakan bahwa hipotesis merupakan penjelasan tentatif yang


bersifat sementara yang memerlukan verifikasi oleh fakta-fakta yang nantinya
ditemukan di lapangan yang akan dikumpulkan menjadi kumpulan data- data untuk
kemudian dianalisis. Berdasarkan kerangka teori yang telah dijelaskan sebelumnya,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1: Brand image
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ulang produk
kecantikan Emskin di Kota Batu. H2: Vanity seeking berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian ulang produk kecantikan Emskin di Kota Batu. H3:
Kelompok acuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
ulang produk kecantikan Emskin di Kota Batu.

33 BAB IV METODE PENELITIAN Pada metode penelitian ini berisi mengenai desain
penelitian, populasi, sampel dan definisi operasional dari masing-masing variabel.
Penulis menggunakan dua jenis analisis data yaitu deskriptif dan kuantitatif. Analisis
data bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik responden dan variabel penelitian.
Analisis kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis. 4.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut
Cooper & Shcindler 2004 (dalam Oktaviani, 2016) analisis kuantitatif digunakan untuk
menganalisis data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Penelitian kuantitatif ini
dilakukan dengan metode survei.

Menurut Sugiyono (2014), metode penelitian survei adalah metode penelitian kuantitatif
yang digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau, atau saat ini
tentang keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku, hubungan variabel dan untuk
menguji beberapa hipotesis tentang variabel psikologis dan sosiologis berdasarkan
sampel yang diambil dari populasi tertentu. Dari beberapa pengertian di atas terdapat
tiga poin penting dalam penelitian kuantitatif yaitu: 1) Menjelaskan fenomena atau
gejala. 2) Data dalam bentuk angka. 3) Menggunakan analisis statistika.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi responden tentang 34 variabel-


variabel penelitian, yaitu: brand image, vanity seeking dan kelompok acuan
dikuantitatifkan dengan skala likert 5 point, dari sangat tidak setuju sampai sangat
setuju, sehingga data yang diperoleh merupakan data kuantitatif 4.2 Tempat dan Waktu
Penelitian Objek penelitian ini dilaksanakan pada pelanggan produk kecantikan Emskin
yang berlokasi di Jalan Flamboyan Raya II No.20 Songgokerto, Kota Batu. Penelitian
dilakukan pada bulan Januari 2022. 4.3 Metode Pengambilan Sampel 4.3.2

Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua pelanggan produk Emskin dengan
ketentuan sebagai berikut : 1) Pelanggan yang datang ke klinik dan melakukan
pembelian produk Emskin secara langsung. 2) Pelanggan yang melakukan pembelian
produk Emskin dalam kurun waktu 6 bulan terakhir. 3) Pelanggan yang telah
menggunakan produk Emskin dan melakukan pembelian ulang minimal 2 kali. Dalam
kurun waktu 6 bulan terakhir data menunjukkan bahwa terdapat 3.303 pelanggan yang
melakukan pembelian produk yang terdiri dari 794 pembelian oleh pelanggan baru dan
2.509 pembelian dari 641 pelanggan lama.

Dapat dikatakan bahwa 641 orang pelanggan lama tersebut telah membeli produk
Emskin sebanyak 2-4 kali dalam kurun waktu 6 bulan terakhir, yakni dari bulan Maret
2021 sampai dengan 35 Agustus 2021. Dari 641 pelanggan tersebut, yang melakukan
pembelian produk Emskin secara langsung di klinik adalah sebanyak 204 orang (Bagian
Administrasi Emskin, 2021). Sehingga total populasi dalam penelitian ini adalah 204
orang. 4.3.3 Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipelajari dalam
suatu penelitian dan hasilnya dianggap menjadi gambaran dari populasi asalnya
(Sugiyono, 2008).

Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus Slovin, yaitu :
n = N / (1 + (N x e2)) Sehingga n = 204 / (1 + (204 x 0,052)) n = 204 / (1 + (204 x 0,025)
n = 204 / (1 + 0,51) n = 204 / 1,51 n = 130,09 , dibulatkan menjadi 130 sampel
Keterangan : N= jumlah populasi e = margin of error (5 %) Sesuai dengan perhitungan
rumus Slovin, maka didapatkan sampel sejumlah 130 responden. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini dipilih secara acak/ random karena seluruh populasi
dalam penelitian ini sudah homogen yakni masuk dalam kriteria pelanggan yang datang
ke klinik dan 36 melakukan pembelian produk Emskin secara langsung dalam kurun
waktu 6 bulan terakhir serta telah menggunakan produk Emskin dan melakukan
pembelian ulang minimal 2 kali. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer dan sekunder.

Skala pengukuran yang digunakan oleh yaitu menggunakan skala Likert 1-5. Serta
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
(kuesioner). 4.4 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini
diperoleh melalui survey, dan alat yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi yaitu pelaporan tentang pribadi atau hal-hal yang diketahuinya. Kuesioner
terdiri dari dua bagian, yaitu: a.

Bagian I berisi tentang data pribadi yang menggambarkan tentang diri responden. b.
Bagian II berisi pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan brand image, vanity
seeking, kelompok acuan dan keputusan pembelian ulang. Skala pengukuran
menggunakan skala Likert, dimana sangat setuju (SS) diberi nilai 5; setuju (S) diberi nilai
4; netral (N) diberi nilai 3; tidak setuju (TS) diberi nilai 2; sangat tidak setuju (STS) diberi
nilai 1. 4.5 Definisi Operasional Variabel Variabel adalah segala objek penelitian, atau
apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian 37 ini, yaitu variabel independen
atau variabel bebas yang selanjutnya dinyatakan dengan X dan variabel dependen atau
variabel terikat yang selanjutnya dinyatakan dengan simbol Y. 4.5.1 Variabel Independen
(X) Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1) Brand Image ( X1 ) Keller (1993), brand
image adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan
asosianya pada merek tersebut.

Dapat juga dikatakann bahwa brand image merupakan konsep yang diciptakan oleh
konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya. Adapun indikator brand image
menurut Keller (2016) yakni : a. Citra pembuat (corporate image), citra pembuat
merupakan perkumpulan asosiasi yang telah dipersepsikan konsumen terhadap suatu
produk/jasa yang meliputi popularitas, kredibilitas dan jaringan yang dimilki perusahaan
/ produsen produk. b. Citra pemakai (user image), adalah sekelompok asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap pemakai produk/ jasa, meliputi pemakai itu sendiri,
gaya hidup, atau kepribadian, serta status sosial. c.

Citra produk (product image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen
terhadap suatu produk, yang meliputi 38 atribut produk tersebut, manfaat bagi
konsumen, penggunaannya, serta jaminan. 2) Vanity Seeking ( X2 ) Vanity adalah suatu
kepribadian yang dihubungkan dengan kepedulian seseorang yang berlebihan terhadap
penampilan fisik dan prestasinya. Ada empat indikator sifat nyata yang dimiliki vanity
(Netemeyer et al., 1995) dalam penelitin yang dilakukan oleh Kamolwan dan Wiwatchai
(2010), yaitu: a. Kepedulian terhadap penampilan fisik. b. Pandangan positif terhadap
penampilan fisik. c. Kepedulian terhadap pemenuhan/prestasi. d. Pandangan positif
terhadap pemenuhan/prestasi.

3) Kelompok Acuan ( X3 ) Kelompok acuan adalah seorang individu atau sekelompok


orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan juga
dapat mempengaruhi bagaimana individu terhadap produk atau merek tertentu
(Ramanathan dan McGill, 2007) dan bahkan dapat mempengaruhi pilihan konsumsi
terhadap merek (Tanner et al., 2008). Schiffman dan Kanuk (2007) menjabarkan
beberapa indikator kelompok acuan, yakni : 1. Informasi dan Pengalaman Orang yang
mempunyai pengalaman langsung dengan suatu produk atau jasa dapat mempengaruhi
penilaiannya terhadap suatu produk.

Jika seseorang dapat memperoleh informasi dengan mudah 39 atau sudah mempunyai
pengalaman langsung dengan suatu produk, maka penilaian orang tersebut akan susah
dipengaruhi oleh pendapat orang lain. Dan sebaliknya, jika seseorang sedikit
mendapatkan informasi atau tidak mempunyai pengalaman langsung dengan suatu
produk, maka besar kemungkinan bahwa penilaian terhadap produk akan mudah
dipengaruhi orang lain. 2. Kredibilitas Jika konsumen ingin sekali memperoleh informasi
yang tepat mengenai kinerja atau kualitas produk dan jasa, mereka mungkin akan
terbujuk oleh orang-orang yang mereka anggap dapat dipercaya dan berpengetahuan.

Jadi mereka lebih mungkin terbujuk oleh sumber-sumber yang mempunyai kredibilitas
tinggi. 3. Sifat Menonjol Produk Pengaruh potensial yang dimiliki oleh suatu kelompok
acuan terhadap keputusan untuk membeli berbeda menurut seberapa menonjolnya
produk tersebut secara visual atau verbal terhadap lain-lainnya. Produk yang menonjol
secara visual adalah produk yang mencolok dan menarik perhtian (seperti barang
mewah dan produk baru) produk yang menonjol secara verbal mungkin sangat menarik,
atau mungkin dapat digambarkan dengan mudah. 4.5.2

Variabel Dependen (Y) Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adannya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah keputusan pembelian ulang. 40 Keputusan pembelian ulang
didefinisikan sebagai suatu kegiatan membeli kembali yang dilakukan oleh konsumen
terhadap suatu produk dengan merek yang sama. Hellier, et al., (2003) repurchase
intention adalah keputusan terencana seseorang untuk melakukan pembelian kembali
atas produk dan jasa tertentu, dengan mempertimbangkan situasi/ pengalaman yang
terjadi setelah berbelanja.
Ferdinand (2006), dalam Purba (2015) keputusan pembelian ulang bisa diidentifikasi
oleh tiga indikator, yaitu: a. Minat Referensial, merupakan minat seorang konsumen
untuk mereferensikan sebuah produk berdasarkan pengalaman yang dimilikinya kepada
konsumen lain agar konsumen tersebut ikut membeli. b. Minat Exploratif, yaitu minat
seorang konsumen mencari segala informasi yang berhubungan dengan produk yang
diinginkannya. c.

Minat Preferensial, yaitu minat menggambarkan perilaku seorang konsumen yang


menjadikan produk tersebut sebagai preferensi utama dibandingkan dengan
produk-produk lain dipasaran. Operasional variabel masing-masing variabel dalam
penelitian ini dapat dijabarkan dalam tabel berikut : Tabel 4.1 Operasional Variabel X
Variabel Definisi Indikator Item Skala Brand Image persepsi konsumen terhadap 1. Citra
pembuat (corporate a. Produk kecantikan merek Emskin Likert 41 merek suatu produk
image) mudah diingat dan diucapkan b. Produk kecantikan merek Emskin memberikan
kredibilitas tinggi bagi para pengguna. 2.

Citra Pemakai (user image) Orang-orang yang saya kagumi menggunakan produk
kecantikan merek Emskin. 3. Citra produk (product image) a. Produk kecantikan merek
Emskin memiliki kemasan yang baik dan menarik b. Produk kecantikan merek Emskin
memberikan manfaat sesuai dengan klaim yang diberikan Vanity Seeking suatu
kepribadian yang 1. Kepedulian terhadap penampilan a. Saya sangat memperhatikan
penampilan Likert 42 dihubungkan dengan kepedulian seseorang yang berlebihan
terhadap penampilan fisik dan prestasinnya fisik. saya b. Saya peduli terhadap
penampilan fisik yang menarik dan cantik. 2.

Pandangan positif terhadap penampilan fisik. Saya memiliki pandangan yang positif
terhadap penampilan fisik yang menarik dan cantik. 3. Kepedulian terhadap
pemenuhan/pr estasi. Bagi saya tampil cantik dan menarik merupakan sebuah
pencapaian / prestasi yang baik. 4. Pandangan positif terhadap pemenuhan/pr estasi. a.
Saya merasa bahwa orang- orang selalu memperhatika penampilan menarik dan cantik.
b. Bagi saya sangat penting untuk selalu terlihat menarik 43 dan cantik. Kelompok
Acuan seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaru hi
perilaku seseorang a. Informasi dan pengalaman a.

Saya menggunakan produk kecantikan Emskin karena produk tersebut dibicarakan


teman-teman. b. Saya sering meminta pertimbangan teman-teman pada saat saya akan
menggunakan produk kecantikan Likert b. Kredibilitas Saya membuat keputusan
pembelian menggunakan produk kecantikan Emskin karena rekomendasi dari orang
yang saya percaya dan kagumi. c. Sifat Menonjol Produk Sebelum menggunakan produk
kecantikan Emskin, saya 44 membicarakan dengan teman saya tentang produk tersebut
mulai dari kemasan hingga bahan dari produknya. Tabel 4.2

Operasional Variabel Y Variabel Definisi Indikator Item Skala Keputusan Pembelian


Ulang suatu kegiatan membeli kembali yang dilakukan oleh konsumen terhadap suatu
produk dengan merek yang sama 1. Minat Referensial Saya bersedia merekomendasikan
produk kecantikan Emskin ke orang lain untu menggunakan produk yang sama. Likert 2.
Minat Eksploratif Saya selalu mengikuti perkembangan terkini tentang produk
kecantikan Emskin 3. Minat Preferensial Saya tetap membeli produk Emskin meskipun
banyak produk lain sejenis yang ditawarkan 45 4.6 Analsis Data dan Pengujian Hipotesis
4.6.1 Pengukuran Variabel Skala pengukuran yang digunakan pada kuesioner adalah
skaa likert.

Skala likert menurut Sugiyono (2009) adalah skala yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
social. Data yang terkumpul melalui kuesione, kemudian diolah ke dalam bentuk
kuantitatif, yaitu dengan cara menetapkan skor jawaban dari pertanyaan yang telah
dijawab oleh respondem. Pemberian skor tersebut didasarkan pada ketentuan sebagai
berikut : a. Sangat setuju (SS) diberi skor 5 b. Setuju (S) diberi skor 4 c. Netral diberi skor
3 d. Tidak setuju (TS) diberi skor 2 e.

Sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1 Dapat diketahui bahwa skor nilai tertinggi adalah
5 dan skor terendah adalah 1, serta jumlah kelas adalah 5. Sehingga interval dapat
dihitung sebagai berikut Interval = (Nilai Tertinggi – Nilai Terendah) / Jumlah kelas
interval = (5-1) / 5 = 4 / 5 = 0,8 Dengan rentang skala 0,8 maka skor dapat
dikelompokkan sebagai berikut: 46 a. Sangat buruk apabila skor variabel 1,00 sampai
dengan 1,79 yang menunjukkan brand image, vanity seeking dan kelompok acuan pada
keputusan pembelian ulang sangat buruk. b.

Buruk apabila skor variabel 1,80 sampai dengan 2,59 yang menunjukkan brand image,
vanity seeking dan kelompok acuan pada keputusan pembelian ulang buruk. c. Cukup
apabila skor variabel 2,60 sampai dengan 3,39 yang menunjukkan brand image, vanity
seeking dan kelompok acuan pada keputusan pembelian cukup. d. Baik apabila skor
variabel 3,40 sampai dengan 4,19 yang menunjukkan brand image, vanity seeking dan
kelompok acuan pada keputusan pembelian ulang baik. e.

Sangat baik apabila skor variabel 4,20 sampai dengan 5,00 yang menunjukkan brand
image, vanity seeking dan kelompok acuan pada keputusan pembelian ulang sangat
baik. 4.6.2 Uji Instrumen Penelitian Pengujian instrumen penelitian, dalam penelitian ini
yakni kuesioner, diperlukan untuk melihat layak atau tidak. Dalam penelitian kuantitatif,
kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah valid dan reliabel. 1) Uji Validitas
Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrument dalam mengukur apa yang
ingin diukur.

Pengujian validitas menggunakan teknik korelasi product moment dengan rumus


sebagai berikut 47 (Sugiyono, 2011): Dimana: rxy : koefisien korelasi product moment N
: Jumlah responden ?X : Jumlah skor X ?Y : Jumlah skor Y ?XY : Jumlah hasil kali antara X
dan Y Besarnya r dapat dihitung dengan menggunakan taraf signi(a) 5%.
hasilpengukuran rhitung > rtabel maka item tersebut dinyatakan valin, tapi jika rhitung
< rtabel maka item tersebut dinyatakan tidak valid. 2) Uji Reliabilitas Menurut Sugiyono
(2011) reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang
memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan
secara berulang.

Dalam arti lain, uji reliabilitas adalah tingkat konsistensi suatu tes, yakni sejauh mana
suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten, relatif tidak berubah
walaupun diteskan pada situasi yang berbeda. Rumus reliabilitas dapat dikemukakan
dengan rumus CAlpha sebagai berikut: 48 Dimana: ri : reliabilitas instrumen k : banyak
butir/ item pertanyaan ?? b2 : Jumlah varian perbutir/ item pertanyaan ? t2 : Varian total
Adapun pengukuran reliabilitas kriteria pengujian, yaitu: a. Jika nilai CAlpha > 0,60 maka
item variabel dinyatakan reliabel. b. Jika nilai CAlpha < 0,60 maka item variabel
dinyatakan tidak reliabel. 4.6.3 Teknik Analisis Data 1.

Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis secara deskriptif


variabel penelitian yang digunakan. Teknik ini dibagi menjadi dua yakni deskripsi
responden dan deskripsi variabel : a. Deskripsi Responden Dalam penelitian ini deskripsi
responden berisi tentang klasifikasi kuesioner secara umum yang di antaranya terdiri
dari usia, umur, pekerjaan dan pendapatan perbulan dari responden tersebut. b.
Deskripsi Variabel Untuk mengetahui variabel brand image, vanity seeking, kelompok
acuan dan variabel keputusan pembelian produk kecantikan Esmkin dilihat dari rata-rata
(mean) dari masing-masing variabel.

Nilai tersebut diartikan sesuai dengan pengkategorian skor yang 49 telah dibuat. 2.
Analisis Statistik a. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan uji prasyarat yang
dilakukan sebelum melakukan analisis lebih lanjut terhadap data yang telah
dikumpulkan. Uji asumsi terdiri dari : 1) Uji Normalitas Uji ini dilakukan untuk
mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Distribusi normal akan
membentuk satu garis diagonal. Jika distribusi data normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2011).
Pedoman yang digunakan untuk mengetahui normalitas data adalah apabila nilai
signifikansi dari Uji Kolmogrov Smirnov (Asymp.sig) > 0,05 maka sebaran data
mengikuti distribusi normal, sedangkan apabila signifikansi (Asymp.sig) < 0,05 maka
sebaran data tidak mengikuti distribusi normal.

Distribusi normal juga akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis
yang 50 menghubungkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Deteksi normalitas dapat juga dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan lain dari uji normalitas
adalah: a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2) Uji Multikolinearitas Uji
multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusya tidak
terjadi korelasi diantara variabel bebas. (Ghozali, 2011). Deteksi terhadap ada tidaknya
multikolinieritas yaitu dengan menganalisis matriks korelasi variabel-variabel bebas,
dapat juga dengan melihat nilai tolerance serta nilai variance Inflation factor (VIF).

Dikatakan tidak terjadi multikolinearitas, jika VIF<10 dan nilai tolerance> 0,10. 3) Uji
heterokedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji 51 apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedstisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Gozali, 2001). Analisis uji asumsi heterokedatisitas hasil output SPSS
melalui grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang mempunyai variabel bebas
(sumbu X = Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SREID) merupakan variabel terikat
(sumbu Y = Y prediksi Y riil). Heterokedatisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya
mempunyai pola yang taratur baik menyempit, melebar maupun
bergelombang-gelombang (Sugiyono 2009:273).

Selain uji grafik scatterplot, dapat pula dilakukan dengan uji Geljser di mana menurut
Gujarati (2003) dalam Ghozali (2011), uji glejser mengusulkan untuk meregres nilai
absolut residual terhadap variabel independen. Model regresi dikatakan tidak
mengandung heterokedastisitas jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat
kepercayaan 5% atau > 0,05 dan sebaliknya. b. Analisis Regresi Linier Berganda
Persamaan regresi yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas (brand image, 52 vanity seeking dan kelompok acuan) pada
variabel terikat (keputusan pembelian ulang).

Rumus regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = a +
b1X1 + b2X2 + b3X3 (Sutrisno Hadi, 2000) Dimana: Y = kriterium (keputusan pembelian
ulang) a = konstanta b1X1 = prediktor 1 (brand image) b2X2 = prediktor 2 (vanity
seeking) b3X3 = prediktor 3 (kelompok acuan) c. Uji Koefisien Determinasi (R Square)
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan adjusted R² untuk mengukur besarnya
konstribusi variabel X terhadap variasi (naik turunnya) variabel Y. Pemilihan adjusted R²
tersebut karena adanya kelemahan mendasar pada penggunaan koefisien determinasi
(R²). Kelemahannya adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan
dalam model.

Setiap tambahan satu variabel independen maka R² pasti meningkat, tidak peduli
apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Oleh karena itu, menggunakan nilai adjusted R² pada saat mengevaluasi. Nilai adjusted
R² dapat naik atau turun apabila jumlah variabel independen ditambahkan dalam model
(Ghozali, 2002: 45). Nilai R² menunjukkan seberapa besar model regresi mampu 53
menjelaskan variabel terikat. R² atau koefisien determinasi, artinya pengaruh variabel
bebas X1, X2, X3, secara bersama-sama terhadap variabel terikat. d. Uji Hipotesis 1) Uji t
Uji t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual terhadap
variabel terikat.

Kriteria pengujian sebagai berikut: Ho: b = 0, artinya tidak terdapat pengaruh secara
parsial brand image, vanity seeking dan kelompok acuan terhadap keputusan pembelian
ulang produk kecantikan Emskin. brand image, vanity seeking dan kelompok acuan
terhadap keputusan pembelian ulang produk kecantikan Emskin. Kriteria pengambilan
keputusan: Ho diterima jika thitung < ttabel lebih besar dari 0,05 Ha diterima jika
thitung < ttabel lebih kecil dari 0,05 2) Uji Signifikan Simultan/Uji Serentak (Uji-F) Uji F
digunakan untuk menunjukkan apakah terdapat pengaruh brand image, vanity seeking
dan kelompok acuan terhadap keputusan pembelian ulang produk kecantikan Emskin.

Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 54 Ho: b1,b2,b3, = 0 artinya,
tidak terdapat pengaruh secara simultan pengaruh brand image, vanity seeking dan
kelompok acuan terhadap keputusan pembelian ulang produk kecantikan Emskin. brand
image, vanity seeking dan kelompok acuan terhadap keputusan pembelian ulang
produk kecantikan Emskin. Kriteria pengambilan keputusan: Ho diterima jika Fhitung <
Ftabel lebih besar dari 0,05 Ha diterima jika Fhitung > Ftabel lebih kecil dari 0,05. BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN 55 5.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 5.1.1
Profil Produk Kecantikan Merek Emskin Di era modern ini, sebagain besar wanita merasa
lebih percaya diri ketika ia memiliki kulit yang terlihat cerah, kencang, halus dan
terbebas dari tanda-tanda penuaan. Para wanita berlomba-lomba mempercantik dirinya
dengan menggunakan kosmetik yang dapat membuat penampilannya terlihat lebih
menawan. Fenomena ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat perkotaan saja, para
wanita di daerah pun juga merasakan hal yang sama. Apalagi ditunjang dengan
kemudahan teknologi dan informasi yang semakin mudah untuk diakses oleh siapa saja
dan di mana saja.

Trend apapun yang sedang disukai oleh masyarakat global, tentunya akan dengan
mudah diketahui dan diikuti oleh masyarakat di desa sekalipun. Tidak terkecuali trend
kosmetik yang memang saat ini telah menjadi kebutuhan primer wanita-wanita masa
kini. Emskin merupakan brand produk kecantikan lokal asal Indonesia yang dibuat oleh
seorang dokter estetika yaitu dr. Novita Megawati atau biasa dikenal dengan nama dr.
Megawati. Produk kecantikan Emskin mulai dijual pada bulan Maret 2019 secara offline
di Kota Batu , Jawa Timur. 5.1.2 Logo Produk Kecantikan Merek Emskin Logo perusahaan
berfungsi sebagai identitas yang membedakannya dengan perusahaan lain.

Logo biasanya dibuat unik dan disesuaikan dengan karakter perusahaan agar mudah
diingat oleh masyarakat. Logo 56 juga digunakan sebagai penanda keaslian produk dan
menghindarkan perusahaan dari upaya pemalsuan produk yang dapat merusak citra
perusahaan di mata masyarakat. Berikut ini merupakan logo yang digunakan oleh
produk kecantikan merek Emskin : Gambar 5.1 Logo Emskin Nama Emskin sendiri
berasal dari kata M-Skin yang diambil dari nama pemiliknya yaitu dr. Megawati.

Terbentuknya Emskin berawal dari keprihatinan pemilik akan fenomena banyaknya


produk kecantikan seperti krim-krim illegal dan berbahaya yang beredar di masyarakat.
Banyak masyarakat yang terjerumus untuk membelinya karena kurangnya sumber
edukasi serta tergiur dengan harga yang murah. Di Indonesia hampir semua produk
kecantikan legal yang di awasi penggunaannya oleh dokter dijual dengan harga yang
mahal. Dari sinilah dr. Megawati berkeinginan untuk bisa mengedukasi bagi masyarakat
mengenai kesehatan kulit serta menyediakan produk kecantikan yang aman, dan
harganya cukup terjangkau, yakni Emskin. 5.1.3

Ragam Produk Kecantikan Merek EMSKIN 57 Produk kecantikan Emskin telah memiliki
hak paten untuk nama merek serta izin edar yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa
Obat dan Makanan (BPOM). Hal ini menunjukkan bahwa produk-produk Emskin
memiliki kualitas yang baik, aman serta memenuhi standar baku mutu kosmetik di
Indonesia. Berikut ini merupakan jenis-jenis beserta fungsi dan manfaat dari
masing-masing produk : 1. Day cream Padatnya aktivitas outdoor serta paparan sinar
matahari di siang hari dapat menjadi pemicu munculnya masalah pada kulit wajah,
mulai dari kusam, jerawat hingga timbulnya noda pada kulit wajah / flek.

Produk day cream Emskin memiliki fungsi utama sebagai pelindung kulit dari efek buruk
sinar matahari (sebagai sunscreen) dan polusi. Selain berfungsi sebagai pelindung, day
cream juga bermanfaat melembabkan serta menutrisi kulit agar kulit tetap terjaga
kelembutannya dan membantu make up lebih tahan lama. Terdapat 2 pilihan bahan
pada day cream Emskin. Hal ini nantinya akan dipilih dokter atau pelanggan
berdasarkan kondisi kulit yakni berminyak atau kering. Pelanggan juga dapat memilih
warna cream berdasarkan tone warna kulit yakni shade warna natural dan beige.
Gambar 5.2 Emskin Day cream 2.

Night cream 58 Malam hari merupakan waktu yang paling tepat untuk menutrisi kulit
wajah. Saat kulit sedang istirahat, penyerapan zat-zat yang terkandung dalam produk
akan lebih mudah diserap oleh kulit. Fungsi utama dari night cream adalah membantu
proses peremajaan kulit yang tidak sehat menjadi sehat kembali. Dosis yang diberikan
juga harus disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan kulit konsumen. Krim malam
Emskin memiliki beberapa macam yang dibedakan berdasarkan fungsinya diantaranya
adalah krim malam brightening, krim malam acne, dan krim malam pelembab. Gambar
5.3 Emskin Night cream 3.

Face Toner Produk face toner ini berfungsi sebagai penyegar dan peringkas pori-pori
kulit. Face toner diaplikasikan ke wajah setelah mencuci wajah dengan cara dituangkan
terlebih dahulu ke kapas kemudian diusapkan ke wajah secara lembut dan merata.
Terdapat 2 pilihan produk face toner Emskin sesuai dengan fungsinya, yakni face toner
acne untuk membunuh bakteri penyebab jerawat dan mengurangi produksi sebum
berlebih di wajah, serta face 59 toner brightening untuk kulit normal-kering yang
berfungsi sebagai pelembab dan pencerah. Gambar 5.4 Emskin Face Toner 4. Facial
Wash Mencuci wajah menggunakan facial wash merupakan tahap pembersihan minyak,
debu dan sisa make up di wajah.

Terdapat 3 jenis facial wash merek Emskin yaitu : 1) Facial wash acne untuk kulit
berjerawat, bahan produk ini memiliki bahan utama tea tree oil yang dapat membunuh
bakteri penyebab jerawat serta mengurangi produksi minyak/ sebum wajah, 2)
Brightening facial wash untuk kulit normal dan kering, bahan produk ini berfungsi untuk
membersihkan, melembabkan dan mencerahkan wajah, 3) Sensitive facial wash untuk
kulit kering sensitive dan iritasi. Gambar 5.5 Emskin Facial Wash 60 5. Serum Serum
merupakan produk penunjang berupa cairan kental yang diaplikasikan dengan cara
meneteskan pada wajah dan kemudian diratakan.
Serum berisi bahan-bahan aktif berbentuk molekul nano, sehingga dapat meresap
sempurna dan berfungsi dengan baik di kulit wajah. Terdapat tiga macam serum Emskin
sesuai dengan fungsinya yakni Serum Acne, Lightening Serum dan Brightening Serum.
Gambar 5.6 Serum Emskin 5.2 Hasil Analisis Data Peneliti mengumpulkan data primer
dengan cara mengirimkan kuisioner kepada responden melalui media WhatsApp dalam
bentuk GoogleForm. Data hasil kuesioner yang terkumpul sebanyak 130 responden.
Hasil dari kuisioner juga dapat diketahui mengenai deskripsi responden yang telah
menjadi pelanggan selama 6 bulan terakhir serta telah melakukan pembelian produk
kecantikan merek Emskin minimal sebanyak 2x.

Berikut hasil deskripsi responden dan variabel penelitian menurut data yang diperoleh:
1. Deskripsi Responden 61 a. Responden Berdasarkan Usia Pada penelitian ini, rentang
usia responden dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 5.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia No. Usia Jumlah Prosentase 1. 15-19 tahun 11 orang 8,5 % 2. 20-25
tahun 20 orang 15,4 % 3. 26-30 tahun 21 orang 23,8 % 4. 31-35 tahun 35 orang 26,9 %
5. >36 tahun 33 orang 25,4 % TOTAL 130 orang 100% Sumber: Data primer yang diolah,
2021 Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang berusia antara 15-19 tahun
sebanyak 11 orang (8,5 %), responden yang berusia antara 20-25 tahun sebanyak 20
orang (15,4 %), responden yang berusia antara 26-30 tahun sebanyak 21 orang (23,8 %),
responden yang berusia antara 31-35 tahun sebanyak 35 orang (26,9 %), dan responden
yang berusia lebih dari 36 tahun sebanyak 33 orang (25,4 %).

Dapat disimpulkan mayoritas responden berusia antara 31-35 tahun (26,9 %). Hal ini
dikarenakan pada usia tersebut, banyak wanita yang mulai merasakan tanda-tanda
penuaan dini seperti keriput atau munculnya flek sehingga muncul urgensi untuk
melakukan perawatan wajah. Selain itu usia 31-35 tahun merupakan usia yang produktif
secara finansial sehingga mampu untuk melakukan pembelian produk kecantikan. 62 b.

Responden Berdasarkan Pekerjaan/ Status Deskripsi karakteristik responden


berdasarkan pekerjaan/ status disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 5.2 Karakteristik
Reponden Berdasarkan Pekerjaan / Status No. Pekerjaan/ Status Jumlah Prosentase 1.
Pelajar/ Mahasiswa 20 orang 15,4 % 2. Pegawai Negeri 17 orang 13,1 % 3. Pegawai
Swasta 23 orang 17,7 % 4. Wiraswasta 40 orang 30,8 % 5. Tidak Bekerja / Ibu Rumah
Tangga 30 orang 23,1 % TOTAL 130 orang 100% Sumber : Data primer yang diolah,
2022 Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang berstatus sebagai pelajar/
mahasiswa sebanyak 20 orang (15,4 %), responden yang bekerja sebagai pegawai negeri
sebanyak 17 orang (13,1 %), responden yang bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak
23 orang (17,7 %), responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 40 orang (30,8
%), dan responden yang tidak bekerja/ berstatus sebagai ibu rumah tangga sebanyak 30
orang (23,1 %). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berprofesi sebagai
wiraswasta (30,8 %).

Hal ini dikarenakan wiraswasta lebih banyak memiliki waktu yang fleksibel sehingga
sempat untuk berkonsultasi, melakukan pembelian produk, serta menggunakan produk
kecantikan. Selain itu para pelaku wirausaha memiliki kemampuan finansial yang cukup
sehingga mampu untuk membeli produk kecantikan. 63 c. Responden Berdasarkan
Penghasilan / Uang Saku Per Bulan Deskripsi karakteristik responden penghasilan / uang
saku per bulan disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 5.3 Karakteristik Reponden
Berdasarkan Penghasilan/ Uang Saku Per Bulan No.

Rata-Rata Penghasilan/ Uang Saku Per Bulan Jumlah Prosentase 1. < Rp 1.000.000 22
orang 17,1 % 2. Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 44 orang 34,1 % 3. Rp 2.000.000 – Rp
3.000.000 13 orang 10,1 % 4. >Rp 3.000.000 50 orang 38,8 % TOTAL 130 orang 100%
Sumber : Data primer yang diolah, 2022 Tabel di atas menunjukkan bahwa responden
dengan pendapatan kurang dari Rp1.000.000,00 sebanyak 22 orang (17,1 %), responden
dengan pendapatan antara Rp1.000.000,00- Rp2.000.000,00 sebanyak 44 orang (34,1 %),
responden dengan pendapatan antara Rp2.000.000,00-Rp3.000.000,00 sebanyak 13
orang (10,1 %), dan responden dengan pendapatan lebih dari Rp3.000.000,00 sebanyak
50 orang (38,8 %).

Dapat disimpulkan mayoritas responden berpendapatan per bulan lebih dari Rp


3.000.000 (38,8 %). Hal ini dikarenakan masih banyak orang yang berfikir bahwa produk
kecantikan selalu berharga mahal sehingga cenderung untuk tidak membeli produk
kecantikan dibandingkan memenuhi kebutuhan pokok yang lebih penting, walaupun
harga produk kecantikan Emskin termasuk terjangkau. Sehingga mayoritas pelanggan
produk kecantikan 64 Emskin memiliki penghasilan lebih dari Rp 3.000.000 / diatas UMR
Kota Batu (Rp 2.300.000). 2.

Deskripsi Variabel Penelitian Pada bagian ini akan dilakukan analisis variabel tujuannya
adalah untuk memperoleh gambaran tentang variabel yang dilihat berdasarkan rata-rata
dari masing-masing variabel. Setiap variabel diukur dengan skala Likert yaitu 1 sampai 5
dengan rentang kelas 0,8. Pengukuran ini berlaku untuk semua variabel yang ada.
Berikut adalah skala data variabel : Tabel 5.4 Skala Data Variabel Penelitian Berikut hasil
penjumlahan dan rata-rata masing-masing variabel antara lain: a. Variabel Brand Image
(X1) Pada variabel ini peneliti ingin menguji bran image produk kecantikan merek
Emskin.

Indikator yang diteliti di antaranya adalah : Citra Pembuat, Citra Pemakai, dan Citra
Produk. Berikut hasil jawaban dari responden : Tabel 5.5 Hasil Jawaban Responden
mengenai Variabel Brand Image (X1) Produk Kecantikan Merek Emskin. No Indikator
Nilai Rata-Rata Skor Kelas Kategori 1 1,00-1,79 Sangat Tidak Baik 2 1,80-2,59 Tidak Baik
3 2,60-3,39 Netral 4 3,40-4,19 Baik 5 4,20-5,00 Sangat Baik 65 SS S N TS STS 1. Merek
produk kecantikan diingat dan diucapkan 77 49 4 0 0 4,56 2. Produk kecantikan Emskin
memberikan kredibilitas tinggi bagi para pengguna (terpercaya). 27 58 42 3 0 3,83 3.
Orang-orang yang saya kagumi menggunakan produk kecantikan Emskin 15 58 41 16 0
3,55 4.

Produk kecantikan Emskin memiliki kemasan yang baik dan menarik 50 65 15 0 0 4,26 5.
Produk kecantikan Emskin membuktikan klaim yang diberikan (memberikan manfaat).
37 66 27 0 0 4,07 Rata-Rata 4,05 Berdasarkan hasil jawaban responden dari kuesioner
yang diberikan adalah sebagai berikut: 1. Sebanyak 77 responden menyatakan sangat
setuju, 49 responden menyatakan setuju dan 4 responden menyatakan netral. Rerata
yang diperoleh adalah sebesar 4,56 yang artinya responden sangat setuju d diingat dan
diucapkan. 2. Produk kecantikan Emskin memberikan kredibilitas tinggi bagi para
pengguna (terpercaya).

Sebanyak 27 responden menyatakan sangat setuju, 58 responden menyatakan setuju,


42 responden menyatakan 66 netral, dan 3 responden menyatakan tidak setuju. Rerata
yang diperoleh adalah sebesar 3,83 yang artinya responden setuju dengan pernyataan
bahwa produk kecantikan Emskin memberikan kredibilitas tinggi bagi para pengguna
(terpercaya). 3. Orang-Orang yang dikagumi oleh responden menggunakan produk
kecantikan merek Emskin. Sebanyak 15 responden menyatakan sangat setuju, 58
responden menyatakan setuju, 41 responden menyatakan netral, dan 15 responden
menyatakan tidak setuju.

Rerata yang diperoleh adalah sebesar 3,55 yang artinya responden setuju dengan
pernyataan bahwa orang-orang yang dikagumi oleh responden menggunakan produk
kecantikan merek Emskin. 4. Produk kecantikan Emskin memiliki kemasan yang baik dan
menarik. Sebanyak 50 responden menyatakan sangat setuju, 65 responden menyatakan
setuju, dan 15 responden menyatakan netral. Rerata yang diperoleh adalah sebesar 4,26
yang artinya responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa produk kecantikan
Emskin memiliki kemasan yang baik dan menarik. 5. Produk kecantikan Emskin
membuktikan klaim yang diberikan (memberikan manfaat).

Sebanyak 37 responden menyatakan sangat setuju, 66 responden menyatakan setuju,


dan 27 responden menyatakan netral. Rerata yang diperoleh adalah sebesar 4,07 yang
artinya responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa produk kecantikan Emskin
membuktikan klaim yang diberikan (memberikan manfaat). 67 Berdasarkan data pada
tabel 5.5 total skor rata-rata mengenai persepsi pelanggan pada brand image sebesar
4,05 termasuk dalam kategori baik.
Angka ini menunjukkan bahwa brand image produk kecantikan merek Emskin di mata
pelanggan sudah tergolong baik, sehingga hal ini dapat menjadi salah satu pemicu
pelanggan untuk melakukan pembelian ulang produk kecantikan Emskin. b. Variabel
Vanity Seeking (X2) Pada variabel ini peneliti ingin menguji vanity seeking pelanggan
produk kecantikan merek Emskin, dengan indikator : Kepedulian terhadap penampilan
fisik, Pandangan positif terhadap penampilan fisik, Kepedulian terhadap
pemenuhan/prestasi. dan Pandangan positif terhadap pemenuhan/prestasi. Berikut hasil
jawaban dari responden: Tabel 5.6 Hasil Jawaban Responden mengenai Variabel Vanity
Seeking (X2) Pelanggan Produk Kecantikan Merek Emskin. No Indikator Nilai Rata-Rata
SS S N TS STS 1.

Saya peduli terhadap penampilan fisik yang menarik dan cantik. 34 76 20 0 0 4,10 2.
Saya sangat memperhatikan penampilan saya. 38 65 25 2 0 4,06 3. Saya memiliki
pandangan positif terhadap penampilan fisik yang menarik dan cantik. 35 70 25 0 0 4,07
4. Bagi saya tampil cantik dan menarik merupakan sebuah pencapaian / prestasi yang
baik. 31 70 29 0 0 4,01 68 5. Saya merasa bahwa orang-orang selalu memperhatikan
penampilan menarik dan cantik. 28 69 33 0 0 3,96 6. Bagi saya sangat penting untuk
selalu terlihat menarik dan cantik. 29 70 29 2 0 3,98 Rata-Rata 4,03 Berdasarkan hasil
jawaban responden dari kuesioner yang diberikan adalah sebagai berikut: 1. Saya peduli
terhadap penampilan fisik yang menarik dan cantik.

Sebanyak 34 responden menyatakan sangat setuju, 76 responden menyatakan setuju


dan 20 responden menyatakan netral. Rerata yang diperoleh adalah sebesar 4,10 yang
artinya responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa responden peduli terhadap
penampilan fisik yang menarik dan cantik. 2. Saya (pelanggan produk kecantikan merek
Emskin) sangat memperhatikan penampilan saya. Sebanyak 38 responden menyatakan
sangat setuju, 65 responden menyatakan setuju, 25 responden menyatakan netral, dan 2
responden menyatakan tidak setuju.

Rerata yang diperoleh adalah sebesar 4,06 yang artinya responden sangat setuju
dengan pernyataan bahwa responden sangat memperhatikan penampilan. 3. Saya
memiliki pandangan yang positif terhadap penampilan yang menarik dan cantik.
Sebanyak 35 responden menyatakan sangat setuju, 70 responden menyatakan setuju,
dan 25 responden menyatakan netral. 69 Rerata yang diperoleh adalah sebesar 4,07
yang artinya responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa responden memiliki
pandangan yang positif terhadap penampilan yang menarik dan cantik. 4.

Bagi saya tampil cantik dan menarik merupakan sebuah pencapaian/ prestasi yang baik.
Sebanyak 31 responden menyatakan sangat setuju, 70 responden menyatakan setuju,
dan 29 responden menyatakan netral. Rerata yang diperoleh adalah sebesar 4,01 yang
artinya responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa bagi responden tampil
cantik dan menarik merupakan sebuah pencapaian/ prestasi yang baik. 5. Saya merasa
bahwa orang-orang selalu memperhatikan penampilan menarik dan cantik. Sebanyak 28
responden menyatakan sangat setuju, 69 responden menyatakan setuju, dan 33
responden menyatakan netral.

Rerata yang diperoleh adalah sebesar 3,96 yang artinya responden setuju dengan
pernyataan bahwa responden merasa bahwa orang-orang selalu memperhatikan
penampilan menarik dan cantik. 6. Bagi saya sangat penting untuk selalu terlihat
menarik dan cantik. Sebanyak 29 responden menyatakan sangat setuju, 70 responden
menyatakan setuju, 29 responden menyatakan netral, dan 2 responden menyatakan
tidak setuju. Rerata yang diperoleh adalah sebesar 3,98 yang artinya responden setuju
dengan pernyataan bahwa bagi responden sangat penting untuk selalu terlihat menarik
dan cantik. Berdasarkan data pada tabel 5.6

total skor rata-rata mengenai persepsi pelanggan pada vanity seeking sebesar 4,03
termasuk dalam kategori baik. Angka ini menunjukkan bahwa tingkat vanity responden
tinggi, oleh 70 karena itu perlu dimasukkan unsur vanity ke dalam komunikasi atau
strategi pemasaran produk kecantikan Emskin dengan menunjukkan bahwa produk
kecantikan Emskin mampu memenuhi kebutuhan pelanggan akan penampilan yang
cantik dan menarik. c. Variabel Kelompok Acuan (X3) Pada variabel ini peneliti ingin
menguji kelompok acuan para pelanggan produk kecantikan merek Emskin.

Indikator yang diteliti di antaranya adalah: Informasi dan Pengalaman, Kredibilitas, dan
Sifat Menonjol Produk. Berikut hasil jawaban dari responden : Tabel 5.7 Hasil Jawaban
Responden mengenai Variabel Kelompok Acuan (X3) Pelanggan Produk Kecantikan
Merek Emskin. No Indikator Nilai Rata-Rata SS S N TS STS 1. Saya menggunakan produk
kecantikan Emskin karena produk tersebut dibicarakan teman- teman. 19 55 46 10 0
3,63 2. Saya sering meminta pertimbangan teman-teman pada saat saya akan
menggunakan produk kecantikan. 19 52 46 13 0 3,13 3.

Saya membuat keputusan pembelian menggunakan produk kecantikan Emskin karena


rekomendasi dari orang yang saya percaya dan kagumi. 28 66 31 5 0 3,90 4. Sebelum
menggunakan produk kecantikan Emskin, saya membicarakan dengan teman saya
tentang produk 21 41 53 14 1 3,51 71 tersebut mulai dari kemasan hingga bahan dari
produknya. Rata-Rata 3.54 Berdasarkan hasil jawaban responden dari kuesioner yang
diberikan adalah sebagai berikut: 1. Saya menggunakan produk kecantikan Emskin
karena produk tersebut dibicarakan teman-teman.
Sebanyak 19 responden menyatakan sangat setuju, 55 responden menyatakan setuju,
46 responden menyatakan netral, dan 10 responden menyatakan tidak setuju. Rerata
yang diperoleh adalah sebesar 3,63 yang artinya responden setuju dengan pernyataan
bahwa responden menggunakan produk kecantikan merek Emskin karena produk
tersebut ramai dibicarakan teman-teman. 2. Saya sering meminta pertimbangan
teman-teman pada saat saya akan menggunakan produk kecantikan. Sebanyak 19
responden menyatakan sangat setuju, 52 responden menyatakan setuju, 46 responden
menyatakan netral, dan 13 responden menyatakan tidak setuju.

Rerata yang diperoleh adalah sebesar 3,13 yang artinya responden setuju dengan
pernyataan bahwa responden sering meminta pertimbangan teman-teman pada saat
responden akan menggunakan produk kecantikan. 3. Saya membuat keputusan
pembelian produk kecantikan Emskin karena rekomendasi dari orang yang saya percaya
dan kagumi. Sebanyak 28 responden menyatakan sangat setuju, 66 responden
menyatakan setuju, 72 31 responden menyatakan netral dan 5 responden menyatakan
tidak setuju.

Rerata yang diperoleh adalah sebesar 3,90 yang artinya responden setuju dengan
pernyataan bahwa responden membuat keputusan pembelian produk kecantikan
Emskin karena rekomendasi dari orang yang responden percaya dan kagumi. 4.
Sebelum menggunakan produk kecantikan Emskin, saya membicarakan dengan teman
saya tentang produk tersebut mulai dari kemasan hingga bahan dari produknya.
Sebanyak 21 responden menyatakan sangat setuju, 41 responden menyatakan setuju,
53 responden menyatakan netral, 14 responden menyatakan tidak setuju, dan 1
responden menyatakan sangat tidak setuju.

Rerata yang diperoleh adalah sebesar 3,51 yang artinya responden setuju dengan
pernyataan bahwa sebelum menggunakan produk kecantikan Emskin, responden
membicarakan dengan teman responden tentang produk tersebut mulai dari kemasan
hingga bahan dari produknya Berdasarkan tabel 5.7, skor rata-rata mengenai variabel
kelompok acuan adalah 3,54 yang termasuk dalam kategori baik. Artinya kelompok
acuan memberikan pengaruh yang baik kepada para pelanggan produk kecantikan
Emskin. d. Variabel Keputusan Pembelian Ulang (Y) Pada variabel ini peneliti ingin
mengetahui tentang rata-rata jawaban mengenai keputusan pembelian ulang produk
kecantikan merek Emskin menurut pelanggan.

Indikator yang digunakan adalah: Minat 73 Referensial, Minat Eksploratif dan Minat
Preferensial. Adapun data hasil dari kuesioner adalah sebagai berikut: Tabel 5.8 Hasil
Jawaban Responden mengenai Variabel Keputusan Pembelian Ulang (Y) Pelanggan
terhadap Produk Kecantikan Merek Emskin. No Indikator Nilai Rata-Rata SS S N TS STS
1. Saya bersedia merekomendasikan produk kecantikan Emskin ke orang lain untu
menggunakan produk yang sama. 42 60 28 0 0 4,10 2. Saya selalu mengikuti
perkembangan terkini tentang produk kecantikan Emskin 22 46 37 25 0 3,50 3.

Saya tetap membeli produk Emskin meskipun banyak produk lain sejenis yang
ditawarkan 35 49 29 16 0 3,76 Rata-Rata 3,78 Berdasarkan hasil jawaban responden dari
kuesioner yang diberikan adalah sebagai berikut: 1. Saya bersedia merekomendasikan
produk kecantikan Emskin ke orang lain untuk menggunakan produk yang sama.
Sebanyak 42 responden menyatakan sangat setuju, 60 responden menyatakan setuju,
dan 28 responden menyatakan netral. Rerata yang diperoleh adalah sebesar 4,10 yang
artinya responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa responden bersedia
merekomendasikan produk kecantikan Emskin ke orang lain untuk menggunakan
produk yang sama. 74 2.

Saya selalu mengikuti perkembangan terkini tentang produk kecantikan Emskin.


Sebanyak 22 responden menyatakan sangat setuju, 46 responden menyatakan setuju,
37 responden menyatakan netral, dan 25 responden menyatakan tidak setuju. Rerata
yang diperoleh adalah sebesar 3,50 yang artinya responden setuju dengan pernyataan
bahwa responden selalu mengikuti perkembangan terkini tentang produk kecantikan
Emskin. 3. Saya tetap membeli produk Emskin meskipun banyak produk lain sejenis
yang ditawarkan. Sebanyak 35 responden menyatakan sangat setuju, 49 responden
menyatakan setuju, 29 responden menyatakan netral dan 16 responden menyatakan
tidak setuju.

Rerata yang diperoleh adalah sebesar 3,76 yang artinya responden setuju dengan
pernyataan bahwa responden tetap membeli produk Emskin meskipun banyak produk
lain sejenis yang ditawarkan. Berdasarkan tabel 5.8, skor rata-rata mengenai variabel
keputusan pembelian ulang adalah sebesar 3,78 yang termasuk dalam kategori baik. Hal
ini menunjukkan bahwa para pelanggan cenderung untuk melakukan pembelian ulang
produk kecantikan Emskin. 5.3 Hasil Uji Statistik Uji kualitas suatu data yang diperoleh
dari instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui pengujian uji validitas dan uji
reliabilitas.

Uji validitas dilakukan untuk menguji seberapa baik suatu instrumen pengukuran
mengukur dengan tepat suatu konsep studi yang dimaksudkan untuk diukur. Uji
reliabilitas 75 dengan melihat koefisien cronbach alpha. Nilai reliabilitas dilihat dari
cronbach alpha masing- A. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan
dengan menggunakan program SPSS for Windows Release 20.0. Pada penelitian ini,
jumlah data yang digunakan untuk uji validitas adalah sebanyak 130 responden dengan
tingkat signifikan 5% dan r tabel dengan jumlah n = 130 adalah df = n-2 = 128 maka r
tabel adalah 0,172.

Hasil pengujian validitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: a. Uji Validitas Variabel
Brand Image (X1) Berikut adalah hasil uji validitas dari variabel Brand Image (X1): Tabel
5.9 Hasil Uji Validitas Brand Image (X1) X1 Pearson Correlation Sig. Keterangan X1.1.2
0,383 0,000 Valid X1.1.3 0,189 0,000 Valid X1.1.4 0,559 0,000 Valid X1.1.5 0,286 0,000
Valid X1.2.3 0,624 0,000 Valid X1.2.4 0,342 0,000 Valid X1.2.5 0,653 0,000 Valid X1.3.4
0,216 0,000 Valid X1.3.5 0,447 0,000 Valid X1.4.5 0,224 0,000 Valid Sumber: Data primer
yang diolah, 2022 Berdasarkan tabel di atas bahwa setiap pertanyaan pada variabel
brand image menunjukkan hasil yang signifikan dengan tingkat kesalahan 5% atau r
hitung lebih besar dari r tabel (0,172) sehingga setiap pernyataan yang diajukan valid
untuk mengukur variabel Brand Image. 76 b. Uji Validitas Variabel Vanity Seeking (X2)
Berikut adalah hasil uji validitas dari variabel Vanity Seeking (X2): Tabel 5.10 Hasil Uji
Validitas Vanity Seeking (X2) X2 Pearson Correlation Sig. Keterangan X2.1.2 0,823 0,000
Valid X2.1.3 0,931 0,000 Valid X2.1.4 0,691 0,000 Valid X2.1.5 0,735 0,000 Valid X2.1.6
0,739 0,000 Valid X2.2.3 0,857 0,000 Valid X2.2.4

0,706 0,000 Valid X2.2.5 0,653 0,000 Valid X2.2.6 0,724 0,000 Valid X2.3.4 0,786 0,000
Valid X2.3.5 0,756 0,000 Valid X2.3.6 0,805 0,000 Valid X2.4.5 0,713 0,000 Valid X2.4.6
0,796 0,000 Valid X2.5.6 0,693 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah, 2022 Tabel
5.10 menunjukkan bahwa setiap pertanyaan pada variabel Vanity Seeking menunjukkan
hasil yang signifikan dengan tingkat kesalahan 5% atau r hitung lebih besar dari r tabel
(0,172) sehingga setiap pernyataannya valid untuk mengukur variabel Vanity Seeking. c.

Uji Validitas Variabel Kelompok Acuan (X3) Berikut adalah hasil uji validitas dari variabel
Kelompok Acuan (X3): Tabel 5.11 Hasil Uji Validitas Kelompok Acuan (X3) X3 Pearson
Correlation Sig. Keterangan X3.1.2 0,642 0,000 Valid X3.1.3 0,415 0,000 Valid X3.1.4
0,616 0,000 Valid X3.2.3 0,484 0,000 Valid X3.2.4 0,524 0,000 Valid X3.3.4 0,465 0,000
Valid Sumber: Data primer yang diolah, 2022 77 Berdasarkan tabel di atas bahwa setiap
pertanyaan pada variabel Kelompok Acuan menunjukkan hasil yang signifikan dengan
tingkat kesalahan 5% atau r hitung lebih besar dari r tabel (0,172) sehingga setiap
pernyataan yang diajukan valid mengukur variabel Kelompok Acuan. d. Uji Validitas
Variabel Keputusan Pembelian Ulang (Y) Berikut adalah hasil uji validitas dari variabel
Keputusan Pembelian Ulang (Y): Tabel 5.12 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian
Ulang (Y) Y Pearson Correlation Sig. Keterangan Y1.2 0,537 0,000 Valid Y1.3 0,598 0,000
Valid Y2.3

0,714 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah, 2022 Berdasarkan tabel di atas
bahwa setiap pertanyaan pada variabel Keputusan Pembelian Ulang menunjukkan hasil
yang signifikan dengan tingkat kesalahan 5% atau r hitung lebih besar dari r tabel
(0,172) sehingga setiap pernyataan yang diajukan valid mengukur variabel Keputusan
Pembelian Ulang. 2. Uji Reliabilitas Tabel 5.13 Hasil Uji Reliabilitas Sumber: Data primer
yang diolah, 2022 Variabel Cronbach Alpha Keterangan Brand Image (X1) 0,762 Reliabel
Vanity Seeking (X2) 0,949 Reliabel Kelompok Acuan (X3) 0,816 Reliabel Keputusan
Pembelian Ulang (Y) 0,824 Reliabel 78 Berdasarkan tabel di atas reliabilitas pada nilai
masing masing variabel dijelaskan sebagai berikut: a) Variabel Brand Image memiliki
nilai Cronbach sebesar 0,762 atau melebihi 0.6 yang berarti bahwa setiap pertanyaan
reliabel dalam mengukur variabel Brand Image.

Hal tersebut menunjukkan bahwa apabila pertanyaan diajukan secara berulang hasilnya
akan konsisten. b) Variabel Vanity Seeking memiiki nilai Cronbach sebesar 0,949 atau
melebihi 0.6 hal tersebut menunjukkan bahwa setiap pertanyaan reliabel dalam
mengukur variabel Vanity Seeking. Hal tersebut menunjukkan bahwa apabila pertanyaan
diajukan secara berulang hasilnya akan konsisten. c) Variabel Kelompok Acuan memiliki
nilai Cronbach sebesar 0.816 atau melebihi 0.6 yang berarti bahwa setiap pertanyaan
reliabel dalam mengukur variabel Kelompok Acuan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa apabila pertanyaan diajukan secara berulang hasilnya
akan konsisten. d) Variabel Keputusan Pembelian Ulang memiliki nilai Cronbach sebesar
0.824 atau melebihi 0.6 yang berarti bahwa setiap pertanyaan reliabel dalam mengukur
variabel Keputusan Pembelian Ulang. Hal tersebut menunjukkan bahwa apabila
pertanyaan diajukan secara berulang hasilnya akan konsisten. Secara keseluruhan
variabel yang digunakan pada penelitian ini sudah memenuhi pengujian validitas untuk
setiap item pertanyaan yang diajukan dan sudah memenuhi uji reliabilitas untuk setiap
variabel yang akan digunakan, sehingga dapat dilakukan uji analisis selanjutnya. 79 B. Uji
Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal ataukah tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Untuk menguji apakah distribusi data normal ataukah tidak, maka dapat dilakukan
analisis grafik atau dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi
normal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. (Ghozali, 2001). Sumber: Data primer
yang diolah, 2022 Gambar 5.7

Normal P-P Plot Dari gambar di atas memperlihatkan data yang bergerak mengikuti
garis linear diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa secara umum 80 data yang
digunakan berdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas 2. Uji
Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedstisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Gozali, 2001). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah
residual (Yprediksi-Ysesungguhnya) yang telah distudentized, dengan dasar analisis
bahwa jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas.

Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjedi heteroskedastisitas (Gozali, 2001). 81 Sumber : Data
primer yang diolah, 2022 Gambar 5.8 Scatterplot Berdasarkan gambar di atas,
menunjukkan bahwa titik-titik yang ada menyebar diatas dan dibawah angka 0 sumbu Y
dan menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu. Sehingga dapat
dinyatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada model regresi ini. Selain
dengan melihat grafik scatterplot, uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan
metode atau Uji Glejser.

Berikut adalah hasil dari uji Glejser dalam penelitian ini : Tabel 5.14 Hasil Uji Glejser
Sumber: Data primer yang diolah, 2022 Berdasarkan hasil uji Glejser pada tabel di atas
menunjukkan bahwa nilai probabilitas signifikansi diatas 0,05 (5%), sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Dimana Variabel brand
image (X1) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,965 dan nilai t sebesar 0,044, variabel
vanity seeking (X2) memiliki nilai 82 signifikansi sebesar 0,651 dan nilai t sebesar -0,453
dan variabel kelompok acuan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,155 dan nilai t sebesar
-1,431. 3. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. (Gozali,
2001). Deteksi terhadap ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan menganalisis
matriks korelasi variabel-variabel bebas, dapat juga dengan melihat nilai tolerance serta
nilai variance Inflation factor (VIF). Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
tinggi (karena VIF 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi. Tabel
5.15 Hasil Uji Multikolineritas Sumber: Data primer yang diolah, 2022 Tabel di atas
menunjukkan hasil perhitungan nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari
10.

Di mana variabel brand image memiliki nilai tolerance sebesar 0,622 dan nilai VIF
sebesar 1,608, variabel vanity seeking memiliki nilai tolerance sebesar 0,617 dan nilai VIF
sebesar 1,621, serta variabel kelompok acuan memiliki nilai Variabel Tolerance VIF
Kesimpulan Brand Image 0,622 1,608 Non Multikolinearitas Vanity Seeking 0,617 1,621
Non Multikolinearitas Kelompok Acuan 0,637 1,570 Non Multikolinearitas 83 tolerance
sebesar 0,637 dan nilai VIF sebesar 1,570, oleh karena itu model regresi ini terbebas dari
persoalan multikolinearitas. C. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Tabel 5.16 Uji Regresi
Linier Berganda Sumber : Data primer yang diolah, 2022 Berdasarkan tabel diatas
diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = -2,058 + 0,247 X1 + 0,162 X2 + 0,311
X3 Persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut : a.

Nilai konstanta sebesar -2,058 menunjukkan jika variabel independent brand image (X1),
vanity seeking (X2) dan kelompok acuan (X3) 0 (nol) maka nilai keputusan pembelian
ulang para pelanggan terhadap produk sebesar -2,058. Dengan demikian konstanta ini
tidak mencerminkan keadaan sebenarnya dan dapat diabaikan (Dougherty, 2002). b.
Koefisien regresi dari variabel brand image (X1) sebesar 0,247 menunjukkan bahwa
setiap penilaian terhadap variabel brand image sebesar 1 satuan maka akan
meningkatkan keputusan pembelian ulang sebesar 0,247 satuan. 84 c.

Koefisien regresi dari variabel vanity seeking (X1) sebesar 0,167 menunjukkan bahwa
setiap penilaian terhadap variabel vanity seeking sebesar 1 satuan maka akan
meningkatkan keputusan pembelian ulang sebesar 0,167 satuan. d. Koefisien regresi
dari variabel kelompok acuan (X3) sebesar 0,311 menunjukkan bahwa setiap penilaian
terhadap variabel kelompok acuan sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan
keputusan pembelian ulang sebesar 0,311 satuan. D. Koefisien Determinasi (R Square)
Tabel 5.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary(b) Model R R Square
Adjusted R Square Std.

Error of the Estimate 1 ,738(a) ,545 ,534 1,596 a Predictors: (Constant), Kelompok Acuan,
Brand Image, Vanity Seeking b Dependent Variabel: Keputusan Pembelian Sumber: Data
primer yang diolah, 2022 Ban di diperoleh nil Adjusted R Square sebesar 0,534
enunjukkan pentase brand image, vanity seeking dan kelompok acuan terhadap
keputusan pembelian ulang sebesar 53,4%, sedangkan 46,6% sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain diluar penelitian. E. Uji Hipotesis 1) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Tabel 5.18 Hasil Uji F 85 Sumber: Data primer yang diolah, 2022 menunjukkan nilai F
hitung sebesar 50,279 dengan nilai Signifikansi f sebesar 0,000 (0,000 < 0,05).

Sehingga disimpulkan bahwa secara simultan variabel brand image, vanity seeking dan
kelompok acuan berpengaruh terhadap keputusan pembelian ulang. 2) Uji Signifikansi
Parameter Individual (Uji Statistik t) Tabel 5.19 Hasil Uji t Sumber : Data primer yang
diolah, 2022 1. Ban an brand age memil hitsebesar3,541 ngan nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05 (0,001 < 0,05) maka H1 diterima dan H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa brand berpengase posif terhad keputus ula%. 2. Ban jivariabel vanitseng memil
hit sebesar dengan lai fikansi kecildari (0,001 0,05) H2 diterima dan H0 ditolak. Sehingga
dapat disimpulkan 86 bahwa 3.

H3 diterima dan H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 5.4 Pembahasan


Bedasarkan hasil uji statistic di atas dapat ditarik beberapa pernyataan yang menjawab
perumusan masalah dalam penelitian ini. 1. Brand Image Berpengaruh Positif dan
Siginifikan terhadap Keputusan Pembelian Ulang Produk Kecantikan Merek Emskin di
Kota Batu. Berdasarkan uji analisis data dinyatakan bahwa Brand Image berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Ulang Produk Kecantikan Merek
Emskin di Kota Batu.

Artinya semakin baik brand image yang dihadirkan oleh produk, maka akan membantu
meningkatkan keputusan pembelian ulang terhadap produk itu sendiri. Hasil itu
tercermin dari hasil kuesioner dari peserta pelatihan, bahwa item pertanyaan yang
diberikan mendapatkan hasil yang mampu membuat variabel brand image berpengaruh
terhadap keputusan pembelian ulang para pelanggan terhadap produk kecantikan
merek Emskin.

Indikator brand image pada produk Emskin yang ditemukan paling berpengaruh di
antaranya adalah citra pembuat yakni 87 pada poin merek Emskin mudah diingat dan
diucapkan, serta citra produk yakni produk Emskin memberikan manfaat sesuai klaim
yang diberikan dan memiliki kemasan yang menarik. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wijaya dan Astuti (2018), yang memberikan
hasil bahwa brand image berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian
ulang pada online shopping.

Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh Paramananda
dan Sukaatmadja (2018) yang memberikan hasil bahwa brand image berpengaruh
secara signifkan terhadap keputusan pembelian ulang. Di samping itu, terdapat pula
penelitian yang memberikan hasil berbeda yakni yang dilakukan oleh Tanto, Leu (2017)
dengan hasil bahwa brand image tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
keuputusan pembelian ulang produk Yakult di Kota Depok. 2. Vanity Seeking
Berpengaruh Positif dan Siginifikan terhadap Keputusan Pembelian Ulang Produk
Kecantikan Merek Emskin di Kota Batu.
Berdasarkan uji analisis data dinyatakan bahwa Vanity Seeking berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian Ulang Produk Kecantikan Merek Emskin di
Kota Batu. Vanity seeking terbukti mempunyai pengaruh yang positif dalam hal
kesadaran akan penampilan yang cantik dan menarik dengan munculnya
produk-produk kecantikan dan pada akhirnya mempunyai tempat teristimewa di benak
konsumen. Kepedulian seseorang yang berlebihan terhadap penampilan fisik sangat
berdampak terhadap keputusan pembelian ulang produk kecantikan.

88 Pada penelitian ini, vanity seeking berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
pembelian ulang produk Emskin karena para pelanggan memiliki vanity yang cukup
tinggi yang ditunjukkan dengan peduli terhadap penampilan fisik yang cantik dan
menarik. Mayoritas responden dalam penelitian ini adalah umur 31-35 tahun yang mana
pada usia tersebut responden banyak dituntut untuk berpenampilan yang cantik dan
menarik, baik dari tempat responden bekerja atau dari keluarga (suami). Hasil penelitian
ini mendukung pernyataan yang dikemukakan oleh, Netemeyer et al. Dalam kehidupan
sehari-hari banyak orang yang tidak puas dengan kondisi fisiknya terutama pada
penampilan.

Penampilan yang cantik dan menarik merupakan tujuan dari kaum wanita. Vanity adalah
suatu kepribadian yang dihubungkan dengan kepedulian seseorang yang berlebihan
terhadap penampilan fisik dan prestasinnya, hal ini sejalan menurut (Netemeyer et
al.,1995). Adapun hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh
Oktavia (2016) yang memberikan hasil bahwa vanity seeking berpengaruh secara
signfikan terhadap minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Namun penelitian yang
dilakukan oleh Amelia (2020) memberikan hasil yang berbeda yakni bahwa vanity
seeking tidak berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian ulang produk
Laneige. 3.

Kelompok Acuan Berpengaruh Positif dan Siginifikan terhadap Keputusan Pembelian


Ulang Produk Kecantikan Merek Emskin di Kota Batu. 89 Hasil uji hipotesis menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada kelompok acuan terhadap
keputusan pembelian ulang produk kecantikan merek Emskin di Kota batu. Hal ini
berarti semakin tinggi pengaruh kelompok acuan pelanggan, maka akan semakin tinggi
keputusan pembelian ulang pelanggan terhadap suatu produk.

Pada penelitian ini, indikator kelompok acuan yang ditemukan kuat pengaruhnya adalah
pengalaman dan informasi yakni pada poin bahwa para pelanggan menggunakan dan
melakukan pembelian ulang produk Emskin atas rekomendasi dari kerabat atau orang
yang dikagumi. Hal ini menunjukkan bahwa word of mouth dari kelompok acuan sangat
efektif untuk meningkatkan penjualan produk Emskin, baik penjualan atas pelanggan
baru maupun pelanggan lama yang melakukan pembelian ulang. Hasil pada penelitian
ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Djavarova dan Rusthworth
(2017) yakni bahwa selebgram (sebagai salah satu bentuk kelompok acuan)
berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian ulang wanita pengguna
Instagram. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Kotler (2000) yang menyatakan
bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh perilaku konsumen yang berasal dari
eksternal konsumen itu sendiri, yaitu kelompok referensi.

Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa keputusan pembelian ulang produk
kecantikan Emskin dipengaruhi oleh kelompok acuannya yang telah membeli dan
menggunakan produk kecantikan Emskin terlebih dahulu. Namun ada pula penelitian
yang memberikan hasil berbeda yakni yang dilakukan oleh Huzangi dan Astuti (2020)
dengan hasil bahwa kelompok acuan tidak 90 berpengaruh secara signifikan terhadap
keputusan pembelian ulang burung perkutut di Kecamatan Ngaliyan. Perbedaan hasil
penelitian dengan variabel yang sama merupakan hal yang wajar terjadi, hal ini
disebabkan karena banyak sebab terutama objek dan responden yang berbeda.

Sehingga, hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat menjadi masukan untuk
perusahaan agar memaksimalkan strategi pemasaran melalui kelompok acuan untuk
meningkatkan penjualan produknya. BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil
penelitian dan analisa yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan adalah sebagai
berikut: 1. Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
Pembelian Ulang Produk Kecantikan Merek Emskin di Kota Batu 91 2.

Vanity Seeking berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Ulang
Produk Kecantikan Merek Emskin di Kota 3. Kelompok Acuan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian Ulang Produk Kecantikan Merek Emskin di
Kota 6.2 Implikasi Penelitian Penelitian ini dapat memberikan implikasi untuk Produk
Kecantikan Merek Emskin, antara lain: 1. Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan
brand image, vanity seeking dan kelompok acuan para pelanggan produk kecantikan
merek Emskin.

Model konseptual penelitian ini dikembangkan dalam upaya untuk mendukung


beberapa penelitian yang sudah ada sebelumnya dan memberikan referensi untuk
penelitian selanjutnya. 2. Jawaban dari responden dan hasil dari penelitian ini
diharapkan mampu menjadi bahan evaluasi dan perbaikan diri pada perusahaan produk
kecantikan merek Emskin di Kota Batu. Beberapa hal yang menjadi masukan bagi
perusahaan antara lain : 1. Terus meningkatkan brand image produk Emskin terutama
lebih memperkenalkan lagi owner dari produk Emskin (personal branding). Hal ini
bertujuan agar pangsa pasar lebih mengenal siapa pembuat produk Emskin sehingga
meningkatkan kepercayaan terhadap produk.

2. Memanfaatkan aspek vanity seeking dengan melakukan diferensiasi produk khusus


untuk mayoritas pelanggan. Misalnya, paket khusus perawatan anti-aging dan
anti-kusam untuk pelanggan yang berusia 92 30-40 tahun sesuai dengan permasalahan
yang umumnya muncul. Selain itu, perusahaan juga diharapkan menambah varian
produk body care karena tampil cantik tidak hanya sebatas pada wajah. 3.
Memaksimalkan kelompok acuan untuk meningkatkan jumlah pelanggan serta
penjualan produk.

Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan jasa berbayar untuk selebgram/
influencer di media social, serta membuat penawaran special seperti Emskin goes to
school (melakukan sosialisasi dan edukasi terkait kesehatan kulit wajah di
sekolah-sekolah), member get member, bonus dengan penjualan tertentu, serta
melakukan pendekatan ke tokoh masyarakat seperti Kepala Dinas, Ketua komunitas
PKK/ pengajian, dan lain-lain. 6.3 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan pada penelitian
ini adalah kalimat yang dituangkan melalui formulir isian dari Google Form tidak semua
responden mampu memahami pernyataan dalam kuesioner dari peneliti, sehingga
jawaban yang dipersepsikan oleh responden atas kuesioner yang diberikan
dimungkinkan dapat menimbulkan bias tertentu, yang artinya hasil dari penelitian ini
tidak dapat menggeneralisasikan hubungan dan pengaruh antar variabel serupa di
penelitian yang lain, serta hasil pada penelitian ini sebatas pada objek penelitian dan
waktu dilakukannya penelitian ini. 6.4 Saran Adapun saran yang diharapkan dapat
dijadikan masukan, yakni : 93 1.

Bagi manajemen perusahaan produk kecantikan merek Emskin, untuk meningkatkan


brand image agar semakin banyak dikenal oleh masyarakat luas. 2. Memanfaatkan aspek
vanity seeking dan kelompok acuan dengan lebih baik lagi untuk meningkatkan jumlah
pembelian ulang para pelanggan terhadap produk kecantikan Emskin, serta
meningkatkan jumlah pelanggan baru. 3. Bagi peneliti selanjutnya : a. Menambah
referensi mengenai variabel yang diteliti khusunya untuk variabel vanity seeking yang
masih jarang diteliti sebelumnya. b.

Penelitian yang diteliti oleh penulis hanya terbatas kepada keputusan pembelian ulang
produk dengan menggunakan brand image, vanity seeking, dan kelompok acuan.
Penelitian selanjutnya dapat menggunakan atau menambah variabel lainnya.

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - http://scholar.unand.ac.id/16250/2/BAB%20I.pdf
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/12133/1/14510013.pdf
<1% - http://repository.unmuhjember.ac.id/11045/3/C.%20BAB%20I.pdf
<1% -
http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/admin/docs/publication/9071590483764.pdf
<1% - https://repository.usd.ac.id/35560/2/142214103_full.pdf
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/qo56360y-pengaruh-persepsi-harga-kepercayaan
-merek-dan-kualitas-pelayanan-terhadap-keputusan-pembelian-produk-kecantikan-stu
di-pada-pelanggan-london-beauty-center-lbc-di-kota-yogyakarta.html
<1% -
https://tugas-frederikjoo.blogspot.com/2018/04/kasus-merger-konsolidasi-akusisi.html
1% - http://repository.stiedewantara.ac.id/1176/4/bab%202.pdf
<1% - https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/performa/article/download/3043/1904
3% -
https://123dok.com/document/yevkd20z-pengaruh-brand-image-vanity-seeking-materi
alsm-kelompok-kecantikan.html
<1% - https://hargakosmetiks.blogspot.com/
<1% -
https://www.academia.edu/6482415/Perilaku_Konsumen_Pembahasan_Presentasi_Kuliah
<1% - http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jirm/article/download/4351/4364/
<1% -
https://adoc.pub/pengaruh-citra-merek-kualitas-produk-persepsi-harga-dan-word.html
<1% - https://konsultasiskripsi.com/tag/judul-psikologi/page/38/
<1% - https://jurnal.uns.ac.id/jbm/article/download/17176/13772
<1% - http://etheses.iainponorogo.ac.id/11138/1/210616045_NUR%20AINI_SKRIPSI.pdf
<1% - http://jurnal.amaypk.ac.id/index.php/jbma/article/download/13/12/
<1% -
https://watasiwanaya.blogspot.com/2014/12/landasan-historis-kultural-yuridis-dan.html
<1% -
https://123dok.com/document/q7wg185d-pengaruh-brand-image-terhadap-keputusan
-pembelian-pada-bhinneka.html
<1% - http://repository.stiewidyagamalumajang.ac.id/563/2/Bab%201_watermark.pdf
1% -
https://123dok.com/document/zlj92wly-pengaruh-purchase-experience-celebrity-endor
ser-terhadap-sebagai-variabel.html
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/4yr44m7q-peranan-investasi-pembangunan-infra
struktur-transportasi-dalam-perekonomian-daerah-studi-kasus-bandara-internasional-s
epinggan-kalimantan-timur.html
<1% - http://eprints.ums.ac.id/26665/2/04.BAB_I.pdf
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/9yn0mpqv-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-tin
gkat-kepercayaan-konsumen-dalam-belanja-online-dengan-menggunakan-technology-
acceptance-model-tam-5.html
<1% - https://www.pelajaran.co.id/brand-image-citra-merek/
<1% - https://konsultasiskripsi.com/category/manajemen/page/89/
<1% - http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jirm/article/download/2644/2653/
2% - https://konsultasiskripsi.com/2021/07/22/brand-image-skripsi-dan-tesis-3/
<1% -
https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/management/article/do
wnload/13990/13730
<1% - http://repositori.unsil.ac.id/1009/6/8.%20BAB%20II.pdf
<1% -
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/16391/05.2%20bab%202.pdf?sequ
ence=7
<1% - https://jurnal.uai.ac.id/index.php/JAISS/article/download/470/400
<1% - http://eprints.kwikkiangie.ac.id/1096/3/BAB%20II%20KAJIAN%20PUSTAKA.pdf
<1% - http://eprints.umpo.ac.id/7535/5/BAB%20III.pdf
<1% - http://cakrawala.imwi.ac.id/index.php/cakrawala/article/download/61/46/
<1% - https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/3352/3003
<1% -
https://dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/eman/2003/jiunkpe-ns-s1-2003
-31498140-4319-vanity-chapter2.pdf
<1% - https://inonedaywetrust.blogspot.com/
1% -
https://deaprastiwi01.wordpress.com/2015/11/22/pengaruh-keluarga-dan-kelompok-da
lam-perilaku-konsumen/
<1% - http://jab.polinema.ac.id/index.php/jab/article/download/217/pdf
<1% - https://www.coursehero.com/file/73169487/DISKUSI-7-docx/
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/282366032_Pengaruh_Kelompok_Referensi_te
rhadap_Perilaku_Pembelian_Handphone
<1% - https://konsultasiskripsi.com/tag/konsultasi-skripsi/page/104/
<1% -
https://www.academia.edu/12144373/ANALISIS_MOTIF_PEMBELIAN_PRODUK_FOTOGR
AFI_PADA_ANGGOTA_KOMUNITAS_TRENGGALEK_STREET_PHOTOGRAPHY
<1% - https://elizabethtiaa.blogspot.com/2013/12/bab-10-perilaku-konsumen.html
<1% - https://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/2009/
1% - http://repository.stiedewantara.ac.id/42/9/14.BAB%202.pdf
<1% - http://eprints.kwikkiangie.ac.id/2101/3/BAB%20II.pdf
<1% -
http://eprint.stieww.ac.id/745/1/151115389%20HANAFI%20SEPTI%20ARDANI%201-3.pd
f
<1% -
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/manajemen/article/download/11853/pdf
<1% -
https://123dok.com/document/8yd82j6q-pengaruh-atribut-kebutuhan-ketidakpuasan-p
erilaku-perpindahan-pengguna-smartphone.html
<1% - http://journal.bakrie.ac.id/index.php/JEMI/article/download/2162/1603
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/231310510.pdf
1% -
https://magdalenasintauli.wordpress.com/2014/10/11/kepribadian-nilai-dan-gaya-hidup
/
<1% -
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7431/2/T1_162006707_BAB%20II.pdf
1% - https://www.coursehero.com/file/121243953/keputusan-pembeliandocx/
<1% -
https://parlinnndungan.blogspot.com/2011/10/evaluasi-sebelum-dan-sesudah-pembeli
an.html
<1% - http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/393/5/108320121_file5.pdf
<1% - https://eprints.umm.ac.id/40423/3/BAB%20II.pdf
<1% - http://elibs.unigres.ac.id/176/1/580-1101-1-SM.pdf
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/1202/6/11410025_Bab_2.pdf
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/oy826e4y-pengaruh-kemasan-harga-dan-promos
i-terhadap-proses-keputusan-pembelian-konsumen-kripik-paru-umkm-sukorejo-kendal
.html
<1% - https://alshoes123.blogspot.com/
<1% -
https://www.academia.edu/36241961/TINJAUAN_STRATEGI_BAURAN_PEMASARAN_PRO
DUK_TABUNGANKU
<1% - https://www.academia.edu/36739459/PROPOSAL_PENELITIAN
<1% -
http://lppm.dinus.ac.id/index.php/home/TAView/29754/Pengaruh-Brand-Image-Kualitas
-Produk-dan-Persepsi-Harga-terhadap-keputusan-pembelian-ulang-Hand-Body-Scarlet
t-diKota-Semarang
<1% - https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/4426/3895
<1% - https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/7450/6430
<1% - https://repository.usd.ac.id/37424/4/182222101_full.pdf
<1% -
http://repo.bunghatta.ac.id/5039/3/iii.%20BAB%20KESIMPULAN%20DAN%20SARAN%2
0%28SHANI%20RISMAWATI%2017-101%29.pdf
<1% - https://www.journals.segce.com/index.php/KARTI/article/download/138/138/
<1% - https://wiyatamandala.e-journal.id/JBM/article/download/116/100/
<1% - https://pendidikan.co.id/pengertian-kreatif/
<1% - https://eprints.umm.ac.id/41881/4/jiptummpp-gdl-adeisnaeni-47545-4-bab3.pdf
<1% -
https://orienputra.wordpress.com/2017/10/09/langkah-langkah-dalam-melakukan-pene
litian/
<1% -
https://adoc.pub/bab-ii-kerangka-teori-e-commerce-merupakan-singkatan-dari-el.html
<1% -
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/127300-RB13Y432ki-Kebutuhan%20informasi-Metodo
logi.pdf
<1% -
https://adoc.pub/pengaruh-brand-awareness-dan-kepercayaan-konsumen-atas-merek.
html
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/350325389_PENGARUH_INOVASI_DAN_KUALI
TAS_PRODUK_TERHADAP_MINAT_BELI_ULANG_KONSUMEN_BREADTALK_LOMBOK_EPI
CENTRUM_MALL
<1% - http://repository.unmuhjember.ac.id/11174/10/J.%20ARTIKEL.pdf
<1% - https://repository.usd.ac.id/6190/2/132222207_full.pdf
<1% -
http://budiman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/90150/jurnal+Shafira+Fauzana-B
udiman.pdf
<1% - http://repository.uinbanten.ac.id/4495/3/BAB%20I.pdf
<1% - https://hartoniramadhan.blogspot.com/
<1% - https://thofa.page.tl/Data-dan-Penskalaan.htm
<1% - https://eprints.umm.ac.id/48871/1/PENDAHULUAN.pdf
<1% - http://repository.stei.ac.id/6765/3/BAB%202.pdf
<1% - https://repository.mercubuana.ac.id/view/year/2018.html
<1% - https://repository.usd.ac.id/view/year/2018.default.html
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/329910797_PENGARUH_SERVICE_QUALITY_D
AN_CUSTOMER_SATISFACTION_TERHADAP_REPURCHASE_INTENTION_DAN_LOYALTY_E
-COMMERCE_ZALORA
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/qmj6ev9q-keberhasilan-program-praktek-kerja-in
dustri-prakerin-dihubungkan-dengan-kesiapan-siswa-dalam-menghadapi-dunia-kerja.h
tml
<1% -
https://id.scribd.com/doc/106435643/Analisis-Faktor-Faktor-Yang-Mempengaruhi-Kepu
tusan-Penggunaan-Sepeda-Motor-Honda-Studi-Kasus-Mahasiswa-Sastra-Inggris-Unive
rsitas-Negeri-Medan-Skrip
<1% - https://eprints.umm.ac.id/66207/5/BAB%20IV.pdf
<1% - https://eprints.umm.ac.id/60389/3/BAB%20III.pdf
<1% - http://eprints.ums.ac.id/93788/11/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
<1% - http://repository.unpas.ac.id/41478/5/Bab%203%20Shinta.pdf
<1% -
https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/11220/140304004.pdf?sequenc
e=1
<1% -
http://repository.poltekkespim.ac.id/id/eprint/646/4/BAB%20III%20-%20Noe%20Santos
o.pdf
<1% -
https://123dok.com/document/ynngm5ly-analisis-keamanan-system-kualitas-pelayanan
-vayatour-customer-satisfication.html
<1% - https://adoc.pub/makalah-pendamping-bidang-matematika.html
<1% - https://id.scribd.com/doc/256127995/akutansi-keuangan-1
<1% - http://eprints.undip.ac.id/59859/5/7_BAB_III_METODE_PENELITIAN.pdf
<1% - https://www.academia.edu/5997638/Metode_Pengumpulan_Data
<1% - http://repository.stei.ac.id/6806/4/BAB%203.pdf
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/337/6/Bab%203.pdf
<1% - https://eprints.umm.ac.id/39772/4/BAB%20III.pdf
<1% - http://blog.binadarma.ac.id/wiwinagustian/?p=863
<1% - http://repository.unpas.ac.id/30185/4/BAB%20III.pdf
<1% -
https://docobook.com/analisis-pengaruh-produk-persepsi-harga-dan-citra-merek-terh.
html
<1% - https://docobook.com/pengaruh-country-of-origin-brand-image-dan.html
<1% - https://achmadrudi.wordpress.com/2015/01/14/tugas-10/
<1% - https://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica/article/download/1831/siska
<1% - https://online-journal.unja.ac.id/mankeu/article/download/3233/6011/27469
<1% - https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/1822/1667
<1% -
https://123dok.com/document/qvlogxly-pengaruh-bauran-pemasaran-atmopshere-terh
adap-konsumen-konsumen-yogyakarta.html
<1% - https://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/download/737/703
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/333135462_Pengaruh_Brand_Image_Terhadap
_Loyalitas_Pelanggan_yang_Dimediasi_Kepuasan_Pelanggan_Pada_Rumah_Makan_Titin_
Trenggalek
<1% -
https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/257648/File_10-BAB-II-Landasan-Teor
i.pdf
<1% - https://eprints.umm.ac.id/59578/4/BAB%20III.pdf
<1% - http://repository.radenintan.ac.id/1127/4/BAB_III_okkk.pdf
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/11068/6/babiii.pdf
<1% -
https://123dok.com/article/karakteristik-responden-hasil-dan-pembahasan.y91ejelq
<1% - http://eprints.stainkudus.ac.id/176/6/6.%20Bab%203.pdf
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/2157/7/08410173_Bab_3.pdf
<1% - http://repository.untag-sby.ac.id/9897/4/BAB%203.pdf
<1% - https://eprints.walisongo.ac.id/6201/4/BAB%20III.pdf
<1% - http://repository.unpas.ac.id/41177/4/BAB%20III.pdf
<1% - http://repository.untag-sby.ac.id/275/5/BAB%205.pdf
<1% -
https://api.uinjkt.ac.id/ais/AmbilFile?id=6236&clazz=ais.database.model.file.FotoLampira
nPegawai
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/eqopn6omz-analisis-regresi-linier-berganda-hasil
-uji-reliabilitas-instrumen-hasil-uji-asumsi-klasik-a-uji-normalitas.html
<1% - http://repository.uinbanten.ac.id/393/5/BAB%20III.pdf
<1% - https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/2848/2551
<1% - https://blogsasito.blogspot.com/p/analisis-regresi.html
<1% - http://repository.stiedewantara.ac.id/118/10/14.BAB%20III.pdf
<1% -
https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/B11A/2015/B.131.15.0393/B.131.15.0393-06-BA
B-III-20190213115714.pdf
<1% - https://datakata.files.wordpress.com/2015/01/artikel-gunawan-editan.doc
<1% -
http://eprints.kwikkiangie.ac.id/1310/5/BAB%20IV%20HASIL%20ANALISIS%20DAN%20P
EMBAHASAN%20%28CLOSED%29.pdf
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/eqo5o6k7y-uji-multikolinearitas-uji-heterokedasti
sitas-menurut-ghozali-2011-139-uji-heteroskedastisitas-bertujuan.html
<1% - https://kc.umn.ac.id/16350/6/BAB_III.pdf
<1% -
http://achmadsudirofebub.lecture.ub.ac.id/2012/02/modul-6-metodologi-penelitian-bis
nis/
<1% -
https://123dok.com/document/qo5lxv5y-pengaruh-kualitas-keputusan-pembelian-smar
tphone-mahasiswa-smartphone-yogyakarta.html
<1% -
https://adoc.pub/analisis-pengaruh-free-cash-flow-leverage-profitability-risk.html
<1% -
https://repository.unsri.ac.id/49560/4/RAMA_62201_01081003080_0001076702_03.pdf
<1% -
https://www.academia.edu/29038328/_ANALISIS_FAKTOR_FAKTOR_PEMBENTUK_ELECTR
ONIC_WORD_OF_MOUTH_DAN_PENGARUHNYA_TERHADAP_KEPUTUSAN_PEMBELIAN_
PADA_RESTORAN_HAKATA_IKKOUSHA_JAKARTA_
<1% -
https://www.scribd.com/document/412832981/PENGARUH-PERSEPSI-HARGA-DAN-KU
ALITAS-PRODUK-TERHADAP-KEPUTUSAN-PEMBELIAN-KONSUMEN-UNTUK-JASA-TRA
NSPORTASI-TAKSI-REGULER-BLUE-BIRD-DI-JAKARTA
<1% - http://repository.untag-sby.ac.id/8191/4/BAB%20III.pdf
<1% - http://eprints.ummi.ac.id/1436/5/BAB%20III.pdf
<1% - https://sindukabayu.wordpress.com/
<1% - https://jursistekni.nusaputra.ac.id/article/download/47/34/
<1% -
https://adoc.pub/analisis-pengaruh-citra-toko-terhadap-keputusan-pembelian-ko.html
<1% - http://repository.ub.ac.id/2612/6/BAB%20V.pdf
1% - http://eprints.undip.ac.id/58247/3/BAB_II.pdf
<1% - https://alamisharia.co.id/id/hijrahfinansial/channel-youtube-belajar-investasi/
<1% - https://manualzz.com/doc/865877/republika---mirror-unpad
<1% -
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._32_ttg_Standar_Baku_Mut
u_Kesehatan_Air_Keperluan_Sanitasi,_Kolam_Renang,_Solus_Per_Aqua_.pdf
<1% - https://www.brilliantyrizky.com/20-review-sunscreen-terbaik-untuk-wajah/
<1% - https://lookthebeautys.wordpress.com/
<1% -
https://www.slideshare.net/DaengMudrikanNacong/keren-indonesia-millennial-report-2
019-by-idn-times
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/2398/7/09510066_Bab_4.pdf
<1% - https://my-best.id/136746
<1% - https://es.scribd.com/document/413173042/7-Langkah-Mencuci-Tangan
<1% -
https://adoc.pub/skripsi-analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-konsumen-da.html
<1% - https://es.scribd.com/doc/83482940/kuesioner
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/1y96orwy-analisis-faktor-faktor-yang-mempenga
ruhi-nilai-tukar-petani-di-desa-sei-mencirim-kec-sunggal-kab-deli-serdang.html
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/eqo4r6kz-analisis-kepuasan-konsumen-restoran-
dapur-nusantara-bukit-sentul-selatan-bogor.html
<1% - https://bagianhukum.wordpress.com/
<1% - https://adoc.pub/statistika-i-deskriptif.html
<1% -
https://idoc.pub/documents/kunci-jawaban-rpp-pr-mat-11-a-wajib-2014-qn85pvk5wkn
1
<1% -
https://adoc.pub/pengaruh-celebrity-endorser-terhadap-keputusan-pembelian-kar.html
<1% - https://issuu.com/infopedas/docs/majalah_infopedas_edisi_31
<1% - https://www.academia.edu/34179042/ISI_PROPOSAL_SKRIPSI
<1% -
https://id.scribd.com/doc/227385370/Kumpulan-Makalah-Pkmp-Pimnas-Xix-2006-Umm
-Malang
<1% - http://eprints.stainkudus.ac.id/1709/7/7.%20BAB%20IV.pdf
<1% - http://repository.unmuhjember.ac.id/4588/7/BAB%20IV%20PEMBAHASAN.pdf
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/227006927.pdf
<1% - http://eprints.undip.ac.id/81735/4/BAB_III.pdf
<1% - https://konsultasiskripsi.com/tag/akutansi/page/56/
<1% - http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/Kasaba/article/download/3397/1953
<1% -
https://james-bono.blogspot.com/2012/02/persepsi-konsumen-terhadap-suatu-produk
_03.html
<1% - https://www.scribd.com/document/372898559/Skripsi-Mediane-Putri-Nalasari
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/nq78wxrz-analisis-brand-image-produk-msg-mo
nosodium-glutamate-bagi-konsumen-rumah-tangga-wilayah-kecamatan-senen-jakarta-
pusat.html
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/2230/9/11520017_Bab_3.pdf
<1% - http://repository.stei.ac.id/4331/3/BAB%20III.pdf
<1% -
https://ekonometrikblog.files.wordpress.com/2017/11/regresi-dengan-variabel-moderat
ing.pdf
<1% -
https://adoc.pub/bab-4-hasil-penelitian-menyebarkan-kuesioner-kepada-mahasisw.htm
l
<1% -
https://www.academia.edu/66997395/Pengaruh_Customer_Relationship_Management_C
RM_Terhadap_Customer_Trust_Dan_Customer_Loyalty_Pada_Bank_Bri_Cabang_Pekanbar
u_Imam_Munandar
<1% -
https://docobook.com/pengaruh-promosi-harga-dan-inovasi-produk-terhadap.html
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p7p0obe2/gelatik-batu-Parus-Mayor-jalak-uren-Strurn
us-Ontra-dan-burung-kacamata/
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/7q06xmnlq-pengaruh-rekrutmen-berbasis-komp
etensi-terhadap-kinerja-karyawan-pengaruh-seleksi-berbasis-kompetensi-terhadap-kine
rja-karyawan-rekrutmen-berbasis-kompetensi-terhadap-seleksi-berbasis-kompetensi-da
ta-prime-r-data-sekunder.html
<1% -
https://adoc.pub/studi-kasus-pada-delapan-kantor-pelayanan-pajak-pratama-di-j.html
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/myj096kz-analisis-kualitas-layanan-pt-kai-terhad
ap-kepuasan-pengguna-jasa-kereta-commuterline-jabodetabek-di-stasiun-manggarai-j
akarta.html
<1% -
https://www.slideshare.net/IwanKurniawanSubagja/pengaruh-kualitas-layanan-dan-kuali
tas-produk-terhadap-kepuasan-pelanggan-pt-rahman-wisata-mandiri-jakarta
<1% - https://id.scribd.com/doc/260615674/Prosiding-APTA-2011
<1% - https://eprints.umm.ac.id/55079/4/BAB%20III.pdf
<1% - http://repository.stiedewantara.ac.id/1765/5/BAB%203.pdf
<1% -
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=186522&val=6445&title=Pengaru
h%20pemahaman%20tentang%20peraturan%20perpajakan,%20persepsi%20efektifitas%
20sistem%20perpajakan%20dan%20tingkat%20kepercayaan%20sistem%20pemerintaha
n%20dan%20hukum%20terhadap%20kemauan%20membayar%20pajak%20wajib%20pa
jak%20orang%20pribadi%20yang%20melakukan%20pekerjaan%20bebas
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/zw59mjvz-analisis-faktor-faktor-yang-mempenga
ruhi-kinerja-pemasaran-dengan-faktor-lingkungan-sebagai-variabel-moderat-thesis.ht
ml
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/2330/8/10520023_Bab_4.pdf
<1% - https://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-heteroskedastisitas-glejser-spss.html
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/228893537.pdf
<1% - https://docobook.com/pengaruh-brand-awareness-dan-persepsi-kualitas.html
<1% - https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/performa/article/download/2638/pdf
<1% - https://www.konsultanstatistik.com/search/label/Heteroskedastisitas
<1% -
https://www.slideshare.net/imamha1/pengaruh-tingkat-pendidikan-pelatihan-dan-kualit
as-teknologi-informasi-terhadap-penerapan-standar-akuntansi-pemerintahan-berbasis-
akrual-pada-pemerintah-kabupaten-musi-banyuasin
<1% -
https://www.academia.edu/57870174/Peran_Non_Performing_Financing_NPF_Dalam_Hu
bungan_Antara_Dewan_Komisaris_Independen_Dan_Profitabilitas_Bank_Syariah
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/332079631_Analisis_Pengelolaan_E-Mail_Clien
t_Pada_Aplikasi_Berbasis_Desktop_Zimbra_Juli_2009
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/1962/8/10520055_Bab_4.pdf
<1% -
http://st293545.sitekno.com/article/135363/pengaruh-harga-dan-kualitas-pelayanan-ter
hadap-keputusan-penggunaan-jasa-pada-pt-trissi-mediatama-pariwara-semarang.html
<1% - http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/JEKMA/article/download/877/606
<1% - https://www.scribd.com/document/282676899/Jurnal-Anisa
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/1688/7/10520082_Bab_4.pdf
<1% -
https://123dok.com/document/q05748vy-pengaruh-sistem-pengendalian-manajemen-k
inerja-karyawan-miller-jakarta.html
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/327358527_PENGARUH_IKLAN_TERHADAP_KE
PUTUSAN_PEMBELIAN_PADA_PT_DJOJONEGORO_STUDI_KASUS_PADA_MAHASISWA_ST
IE_KESATUAN_BOGOR
<1% - https://asgahidayat.blogspot.com/2016/09/contoh-proposal-mlm.html
<1% - http://www.repository.wima.ac.id/22986/2/BAB%201.pdf
<1% -
https://www.yumpu.com/id/document/view/15713165/jurnal-addin-vol-4-no-1-januari-j
uni-2012-p3m-stain-kudus
<1% -
https://adoc.pub/pengaruh-interaksi-teman-sebaya-terhadap-perilaku-penggunaanf9c6
864e2ba93d745bd9224bb394ddec17421.html
<1% - http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2015/11.1.02.02.0375.pdf
<1% -
https://contoh-contohskripsi.blogspot.com/2010/04/011-pengaruh-word-of-mouth-ter
hadap.html
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/ozl7moy4-analisis-strategi-pemasaran-pada-usah
a-sepatu-dan-sandal-kulit-skala-mikro-studi-pada-usaha-dagang-boenoet-shoes.html
<1% - https://dosensosiologi.com/contoh-kesimpulan/
<1% -
http://www.annualreport.psg.fr/tD_pengaruh-perilaku-konsumen-terhadap-keputusan-p
embelian.pdf
<1% -
https://adoc.pub/prosiding-ekonomi-syariah-dalam-pemberdayaan-sektor-riil-di-.html
<1% - https://adoc.pub/volume-13-nomor-2-desember-2016.html
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/7q0d2ngz-analisis-kinerja-simpang-tak-bersinyal-
4-lengan-studi-kasus-di-jalan-godean-km-7-munggur-kabupaten-sleman-yogyakarta.ht
ml

Anda mungkin juga menyukai