Senin, 20 Mei 2024

Mediasi, Pedagang Diberi Waktu Dua Hari

- Rabu, 26 Februari 2020 | 08:13 WIB
Pembongkaran sejumlah lapak oleh Satpol PP Pekanbaru di Sukaramai Trade Center (STC) Pekanbaru sempat rusush, Selasa (25/2/2020). Kerusuhan terjadi akibat penolakan dari pedagang. (EVAN GUNAZAR/GRAFIS:AIDIL ADRI/RIAU POS)
Pembongkaran sejumlah lapak oleh Satpol PP Pekanbaru di Sukaramai Trade Center (STC) Pekanbaru sempat rusush, Selasa (25/2/2020). Kerusuhan terjadi akibat penolakan dari pedagang. (EVAN GUNAZAR/GRAFIS:AIDIL ADRI/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- RATUSAN pedagang kios tempat penampungan sementara (TPS) di seputar gedung Sukaramai Trade Center (STC) melakukan aksi penolakan terhadap upaya pembongkaran yang dilakukan aparat Satpol PP Pekanbaru, Selasa (25/2) pagi. Mereka menolak hal itu lantaran menilai belum selesainya bangunan STC yang diwacanakan sebagai tempat relokasi dan dipakai para pedagang tersebut.

"Kios ini mau dibongkar, tapi bangunan STC belum selesai. Nanti kami nganggur. Kami minta tempo waktu sampai 2 bulan ke depan. Sampai Idulfitri lah," kata Anis, pedagang kain di lokasi.

Anis menyebut, aksi penolakan para pedagang telah berlangsung sejak pagi. Mereka ingin permintaan itu dikabulkan. Selain permasalahan itu, tingginya harga kios di gedung STC juga menjadi kendala bagi para pedagang. Mereka meminta agar kios-kios yang berada di dalam gedung STC dibanderol dengan harga yang terjangkau.

"Kalau tak salah saya, info dari teman pedagang ini harga mahal. Kisaran puluhan juta. Pastinya saya kurang paham. Kalau bisa jangan mahal kalilah, itu harapan kami," ungkap Anis lagi.

Di lokasi yang sama, Heri pedagang pakaian syar’i menyebut harga kios di dalam STC itu beragam. Kisarannya puluhan juta per meter, juga ukurannya beragam. Menurut dia, kondisi seperti sekarang ini dirasa cukup berat untuk membeli kios-kios tersebut. Sebab, pembeli sepi dan dagangan kurang laris. Jauh berbeda dari sebelum-sebelumnya.

"Kalau harganya kami rasa ini cukup mahal. Tergantung besar dan letaknya kalau per meter tidak silap saya sekitar 30-an sampai 40-an juta lah. Itu pun hanya hak pakai 25 tahun. Jadi kalau kios yang ukuran sedang sampai besar ya sampai ratusan juta jadinya," jelasnya.

Pada saat aksi penolakan itu, Torizal salah satu pedagang mengaku diperlakukan dengan kasar oleh aparat yang hendak melakukan pembongkaran di lokasi tersebut.

"Kaki terpijak, tangan luka. Ada teman saya dua orang kepalanya berdarah," kata Torizal di lokasi.

Dia amat menyayangkan itu sampai terjadi.

"Kami kecewa. Kami cari makan di sini, tolonglah kasi waktu sampai Idulfitri," ujarnya.

Sementara, pedagang STC lain, Zulfadri juga menyayangkan sampai terjadinya kekerasan tersebut. "Ada pedagang yang sampai bocor kepalanya, sekarang sudah dibawa ke RS Santa Maria untuk pengobatan, kami menyayangkan itu," katanya.

Pedagang itu bernama Mahmud (33). Kepada Riau Pos, Mahmud menceritakan,  waktu itu dia lagi di atas berniat ingin turun ke bawah menolong pedagang lainnya yang bentrok dan diinjak-injak Satpol PP.

"Tiba-tiba besi berbentuk plat dilempar dan mengenai bagian kepala saya," ujarnya, Selasa (25/2).

Akibat pendarahan luka di bagian kepala, Mahmud harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.

Halaman:

Editor: Administrator

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.

Terkini

Berburu Tembok, Goreskan Cat Semprot

Minggu, 19 Mei 2024 | 16:15 WIB

3.480 Umat Buddha Meriahkan Pawai Waisak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 22:40 WIB

Emak-Emak Bahagia Dapat Pangan Murah

Sabtu, 18 Mei 2024 | 10:41 WIB

Giliran Jalan Umban Sari Akan Diaspal Ulang

Jumat, 17 Mei 2024 | 09:55 WIB

Perkuat Komitmen Pemerintah Basmi Narkoba

Jumat, 17 Mei 2024 | 09:45 WIB

Halte Bus di Jalan Sudirman Tak Terawat 

Jumat, 17 Mei 2024 | 09:40 WIB

Penjualan Jamu dan Obat Kuat Perlu Pengawasan

Jumat, 17 Mei 2024 | 09:35 WIB

Hari Ini, Pangan Murah di Empat Lokasi

Jumat, 17 Mei 2024 | 09:30 WIB

Pastikan Semua Bus Pariwisata Laik Jalan

Kamis, 16 Mei 2024 | 09:40 WIB
X